KARSINOMA MUSINOSUM PAYUDARA
PENDAHULUAN
Kanker payudara merupakan
keganasan yang umum dijumpai pada wanita, merupakan kanker dengan frekuensi
terbanyak kedua setelah kanker leher rahim. Kanker payudara merupakan keganasan
yang berasal dari sel-sel yang terdapat pada payudara. Payudara wanita terdiri
dari lobulus, duktus, lemak dan jaringan konektif, pembuluh darah serta kelenjar
getah bening. Pada umumnya karsinoma ini berasal dari sel-sel yang terdapat di dalam
duktus, beberapa diantaranya berasal dari lobulus dan jaringan lainnya. 1,2,3
Karsinoma musinus merupakan bentuk varian karsinoma
payudara invasif. Juga
dikenal sebagai karsinoma mukoid, koloid atau gelatin. Karsinoma musinus jarang
dijumpai, insiden sekitar 1–6% dari seluruh kanker payudara. Sering dijumpai
pada wanita yang telah mengalami menopouse atau wanita usia lanjut dan tumbuh
perlahan sampai bertahun-tahun. 4,5,6
Pada umunya tumor ini
mengekspresikan reseptor hormon dan prognosis secara keseluruhan lebih baik
jika dibandingkan dengan karsinoma No
Special Type (NST). Insiden karsinoma musinus meningkat pada mutasi gen BRCA1.
Seperti halnya pada karsinoma medular, terjadi hipermetilasi promoter
BRCA1 pada 55% kasus dan tidak berhubungan dengan mutasi germ-line BRCA1. Secara klinik dan mamografi kadang
sulit dibedakan dengan lesi jinak seperti fibroadenoma mamma atau suatu massa
kistik. 1,5,6
Kami melaporkan seorang wanita
berusia 51 tahun yang menderita karsinoma payudara musinus pada payudara kiri selama lebih kurang 10 tahun. Telah
dilakukan biopsi aspirasi jarum halus (FNAB) pada tanggal 13 Agustus 2010 dan
telah dilakukan pemeriksaan histopatologi hasil operasi mastektomi tanggal 21
Agustus 2010.
TINJAUAN
PUSTAKA
Anatomi dan Fisologi
Payudara
Payudara
merupakan kelenjar keringat yang mengalami modifikasi dan berkembang lebih kompleks pada wanita dan
rudimenter pada pria. Proses perkembangan dimulai pada
janin berumur 6 minggu dimana terjadi penebalan lapisan epidermis pada bagian
ventral, superfisial dari fasia pektoralis serta otot-otot pektoralis mayor dan
minor.
Penebalan yang terjadi pada venteromedial dari region aksila sampai
ke regio inguinal menjadi milk lines
dan selanjutnya pada bagian superior berkembang menjadi puting susu dan bagian
lain menjadi atrofi. 1-3,6
|
Secara fisiologis,
payudara mengalami berbagai perubahan yang dipengaruhi oleh hormonal. Pada saat
pubertas, estrogen dan progesteron yang dihasilkan oleh ovarium dan pengaruh
hipofisa anterior menyebabkan berkembangnya duktus dan asinus. Sesuai dengan siklus
menstruasi, terjadi peningkatan estrogen dan progesteron sehingga
terjadi proliferasi sel dan retensi cairan. Pada saat kehamilan, terjadi
proliferasi sel akibat pengaruh estrogen, progesteron, laktogen plasenta dan
prolaktin. Pada saat menyusui terjadi peningkatan produksi prolaktin dan
penurunan estrogen dan progesteron, sedangkan pada saat menopause terjadi
involusi payudara diikuti dengan berkurangnya jumlah kelenjar. 1-3,7
Klasifikasi Kanker
Payudara
Klasifikasi kanker payudara dapat dilakukan berdasarkan The Armed Forces Institute of Pathology
(AFIP), Ackerman dan The World Health
Organization (WHO). Berdasarkan
WHO Histological Classification of Breast Tumor, kanker
payudara diklasifikasikan sebagai berikut: 1,5,8
1. Non-invasif karsinoma
o Non-invasif duktal karsinoma
o Lobular karsinoma in situ
2. Invasif karsinoma
o Invasif duktal karsinoma
§ Papilobular karsinoma
§ Solid-tubular karsinoma
§ Scirrhous karsinoma
§ Special types
§ Mucinous karsinoma
§ Medulare karsinoma
o Invasif lobular karsinoma
§ Adenoid cystic karsinoma
§ karsinoma sel squamos
§ karsinoma sel spindel
§ Apocrin karsinoma
§ Karsinoma dengan metaplasia kartilago atau
osseus metaplasia
§ Tubular karsinoma
§ Sekretori karsinoma
§ Lainnya
3. Paget's Disease
Definisi
Karsinoma payudara musinus adalah varian dari karsinoma payudara
yang ditandai dengan adanya produksi musin yang banyak pada ekstraseluler dan
atau intraseluler. Termasuk di dalamnya adalah karsinoma musinus (koloid), kistadenokarsinoma
musinus dan columnar cell mucinous
carcinoma serta karsinoma signet ring cell. 5
Etiologi
Pada umumnya penyebab kanker payudara tidak
diketahui dengan pasti, tetapi banyak faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya
kanker payudara, yaitu:
Karakteristik reproduktif yang
berhubungan dengan risiko terjadinya kanker payudara adalah nuliparitas,
menarche pada umur muda, menopause pada umur lebih tua, dan kehamilan pertama
pada umur tua. Risiko utama kanker payudara adalah bertambahnya umur. Diperkirakan, periode antara terjadinya haid
pertama dengan umur saat kehamilan pertama merupakan window of initiation
perkembangan kanker payudara.
Secara anatomi dan fungsional, payudara akan mengalami atrofi
dengan bertambahnya umur. Kurang dari 25% kanker payudara terjadi pada masa
sebelum menopause sehingga diperkirakan awal terjadinya
tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan klinis. 2,4.8,9
Hormon estrogen berhubungan dengan terjadinya kanker payudara.
Laporan dari Harvard School of Public Health menyatakan bahwa terdapat
peningkatan kanker payudara yang signifikan pada para pengguna terapi estrogen
replacement. Suatu metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat
risiko kanker payudara pada pengguna kontrasepsi oral, wanita yang menggunakan obat ini untuk waktu
yang lama mempunyai risiko tinggi untuk mengalami kanker payudara sebelum menopause.
Sel-sel yang sensitif terhadap rangsangan hormonal mungkin mengalami
perubahan degenerasi jinak atau menjadi ganas. 2,4.8,9
Pada
wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan fibrosis, tidak ada peningkatan
risiko terjadinya kanker payudara. Pada hiperplasis dan papiloma, risiko
sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan pada hiperplasia atipik, risiko
meningkat hingga 5 kali. 2,4.8,9
Terdapat
hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan kanker
payudara pada wanita pasca menopause. Variasi terhadap kekerapan kanker ini di
negara-negara Barat dan bukan Barat serta perubahan kekerapan sesudah migrasi
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet terhadap terjadinya keganasan ini. 2,4.8,9
Konsumsi
lemak diperkirakan mengambil peran sebagai faktor risiko terjadinya kanker payudara.
Willet dkk. melakukan studi prospektif selama 8 tahun tentang konsumsi lemak
dan serat dalam hubungannya dengan risiko kanker payudara pada wanita umur 34
sampai 59 tahun. 2,4.8,9
Eksposur
dengan radiasi ionisasi selama atau sesudah pubertas meningkatkan
terjadinya risiko kanker payudara.
Dari
beberapa penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi
berhubungan secara linier dengan dosis dan umur saat terjadinya eksposur. 2,4.8,9
Riwayat keluarga merupakan
komponen yang penting dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining
untuk kanker payudara. Terdapat peningkatan risiko keganasan pada wanita yang
keluarganya menderita kanker payudara. Pada studi genetik ditemukan bahwa
kanker payudara berhubungan dengan gen tertentu. Apabila terdapat BRCA 1, yaitu
suatu gen kerentanan terhadap kanker payudara, probabilitas untuk terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50
tahun dan sebesar 85% pada umur 70 tahun. Faktor Usia sangat berpengaruh, ternyata sekitar 60% kanker payudara terjadi di usia 60
tahun. Resiko terbesar dijumpai pada usia 75 tahun. 2,4.8,9
Stadium Klinis
Stadium klinis dari kanker payudara adalah
sebagai berikut:
1.
Stadium
0: Karsinoma insitu (duktal atau lobular).
2.
Stadium1:
Karsinoma invasif awal, tumor berukuran diameter < 2 cm dan tidak ada
metastasis ke kelenjar getah bening.
3.
Stadium 2: Tumor berukuran > 2 cm dan atau
terbukti adanya metastasis ke kelenjar getah bening lokal (untuk tumor
berukuran < 5 cm).
4. Stadium 3: Kanker yang locally advanced,
dimana tumor bermetastasis ke kelenjar getah bening soft tissue sekitarnya.
5. Stadium 4: Kanker bermetastasis ke organ
tubuh lainnya. 4-9
Grade Histologi
Semua karsinoma payudara invasif, kecuali
karsinoma medullary sebaiknya dilakukan grading. Sistem grading yang digunakan
harus spesifik untuk laporan, direkomendasikan untuk menggunakan grade
histologi kombinasi Nottingham (modifikasi Elston-Ellis terhadap sistim
grading Scarff-Bloom-Richardson). Grading daripada large core needle
biopsies sebaiknya dilakukan ketika kualitas jaringan adekuat. Ada hubungan
antara grade histologi dengan prognosa penderita. 1,2,6
Metode grading dengan menggunakan
tiga karakteristik tumor yang akan dievaluasi, yaitu: formasi tubulus dan
kelenjar, pleomorfisme inti dan jumlah mitosis. Digunakan sistem skor antar 1-3
dan mengkaji setiap faktor yang memiliki gambaran tertentu.
Evaluasi
terhadap formasi tubulus dan kelenjar hanya bila ditemukan adanya daerah yang
jernih di dalam lumen. Cut point yang
dipakai adalah 75% dan 10% untuk penentuan skor dengan melihat formasi tubulus
dan kelenjar pada area tumor. 1,2,6
Pleomorfisme inti dinilai
berdasarkan regularitas ukuran inti dan bentuk dan sel epitel yang berdekatan
dengan jaringan payudara. Peningkatan iregularitas pada inti dalam ukuran dan
bentuk dipakai sebagai dasar skor untuk pleomorfisme inti. Evaluasi terhadap
gambaran mitosis harus dilakukan dengan hati-hati. Gambaran hiperkromatin dan
inti yang piknotik tidak dihitung apabila lebih mirip gambaran apoptosis dari
pada proliferasi. Jumlah mitosis dihitung per 10 lapangan pandang besar. 1,5,7
Ada tiga grade histologi yang
dihasilkan dari penjumlahan skor antara 3-9 point, sistem grading histologi
memakai ketentuan sebagai berikut: 5
- Grade 1- Well differentiated: skor 3-5
point
- Grade 2- Moderately differentiated: skor 6-7
point
- Grade 3- Poorly differentiated: skor 8-9
point
Gambaran Klinis
Secara klinis gambaran tumor tampak
sebagai massa yang teraba pada
payudara dengan pemeriksaan palpasi. Lokasi tumor sama dengan karsinoma payudara pada umumnya. Dengan pemeriksaan
mammografi, karsinoma musinus tampak berupa massa berlobus dengan batas tegas.
Kadang-kadang dapat tampak seperti lesi jinak yang menghasilkan musin. 5,7
Gambaran Makroskopis
Secara makroskopis tumor
berbatas tegas, pada palpasi teraba krepitasi dan terbentuk dari massa “currant jelly-like” yang dibatasi
oleh septa-septa. Fokus perdarahan sering dijumpai. Sekitar seperempat atau
mendekati setengah dari kasus menunjukkan diferensiasi endokrin seperti granul
argyro-philic dan “dense-core secretory granules” yang
terlihat dengan pemeriksaan ultrastruktur. 1,5,6,10
Diameter karsinoma
payudara musinus sekitar 1 cm hingga dapat lebih dari 20 cm, dengan
diameter rata-rata yang sering dijumpai adalah 2,8 cm. 5,10
Gambaran Sitopatologi
|
Secara sitologi sel-sel kanker
dengan bentuk atipik, membentuk agregat
kecil yang solid dan ada juga yang tersebar membentuk files tunggal, inti
membesar, pleomorfik, moderate
atipia, dengan sitoplasma yang banyak. Latar belakang sediaan hapus didominasi
oleh musin yang sangat menonjol dan secara makroskopis dapat terlihat. Pada
pewarnaan MGG, musin memperlihatkan
warna biru dan pada pewarnaan Hemaktosilin dan Eosin serta Papaniculaou
memberikan warna pucat. 12-15
Pada beberapa kasus dapat dijumpai
musin intrasitoplasmik dan signet ring cell, seperti pada karsinoma
lobular invasif. Selain itu juga dapat dijumpai
gambaran “chicken wire” yang berasal
dari pembuluh darah dan sangat prominen. Keadaan ini mendukung suatu karsinoma
musinus walaupun pada fibroadenoma mamma juga kadang-kadang dapat dijumpai.
Pada sediaan hapus tidak dijumpai massa nekrotik. 12-15
Diagnosis ditegakkan berdasarkan keberadaan mukus dimana
kelompokan sel-sel kanker terlihat seperti mengapung di dalam mukus. Lebih
mudah mendapatkannya dalam air-dried
smear yang di warnai dengan hematologic
stains, mukus terwarnai merah jambu, merah atau ungu. Dengan Papanicolaou-stained smear, mukus
terlihat sebagai massa amorf gray-staining
pada latar belakang hapusan.
Pada pewarnaan MGG, musin memperlihatkan warna biru. Positif
dengan pewarnaan mucicarmine mungkin diperlukan untuk konfirmasi diagnostik.
12-15
Apabila dijumpai
keberadaan mukus tetapi sulit untuk membedakannya dengan karsinoma jenis lain
oleh karena keabnormalan inti di dalam kelompokan sel-sel kanker, gambaran
klinis dapat membantu untuk menegakkan diagnosa. 12-15
Gambaran Histopatologi
Gambaran mikroskopis yang khas dari
karsinoma musinus adalah adanya proliferasi sel-sel yang membentuk
kelompokan dengan inti uniform, bentuk bulat dengan sitoplasma relatif
banyak. Kelompokan sel-sel ini terapung (floating)
di dalam danau musin. Danau musin ini dipisahkan oleh septa-septa dalam
kompartemen-kompartemen. 1,4-11,16
Kelompokan sel ini membentuk
berbagai bentuk dan ukuran, kadang-kadang berbentuk tubuler, walaupun jarang
dapat membentuk konfigurasi papiler. Atipia inti, mitosis dan gambaran
mikrokalsifikasi jarang dijumpai. Karakteristik komponen intraepitelial dapat
dijumpai dengan gambaran mikropapiler hingga solid pada 30-75% kasus. 1,5
Danau musin akan positif dengan
pewarnaan mucicarmine, tetapi musin
intra sitoplasma jarang dijumpai. Sejumpah kecil daerah mengalami diferensiasi
neuroendokrin yang dapat dijumpai dengan mudah dengan pewarnaan Grimelius atau
dengan immunohistokima chromogranin
dan synaptophysin yang juga akan
positif pada tumor neoroendokrin payudara. 1,5
Karsinoma payudara musinus dapat
dibagi atas dua varian yaitu tipe murni (pure)
dan tipe campuran (mixed). Tipe pure mucinous carcinoma bila komponen tumor
secara keseluruhan hanya mengandung musin. Tipe pure mucinous carcinoma ini selanjutnya dibagi atas subtipe hiperseluler
dan hiposeluler yang lebih mungkin mengandung musin intra sitoplasma dan granul
argyrophilic. 1,5
|
Penatalaksanaan
Ada beberapa pengobatan kanker payudara
yang penerapannya sangat tergantung pada stadium klinik penyakit, yaitu:
Mastektomi
·
Total (Simple) Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara termasuk kulit dan puting susu
dengan atau tanpa pengangkatan kelenjar getah bening aksila.
·
Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara termasuk kulit dan putting susu, fasia pektoralis, otot pektoralis mayor dan minor, lemak sekitar payudara dan kelenjar getah bening aksila.
·
Supraradical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara
termasuk kulit dan puting susu, fasia pektoralis, otot pektoralis mayor dan minor, tulang sternum, tulang
selangka dan tulang iga, serta kelenjar getah bening
aksila.
·
Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara termasuk kulit dan puting susu, fasia pektoralis dan kelenjar getah
bening aksila.
·
Subcutaneous Mastectomy, yaitu
pengangkatan jaringan payudara saja tanpa disertai kulit dan puting susu.
Jenis
operasi yang lain yang sering juga dilakukan adalah lumpectomy, yaitu pengangkatan tumor atau hanya
pada jaringan yang mengandung sel kanker saja, bukan seluruh payudara dan lemak disekitarnya. Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian
radioterapi. Biasanya lumpectomy
direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya
di pinggir payudara. 1,8
Radiasi
Radiasi adalah
proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar radioaktif yang bertujuan membunuh sel kanker yang
masih tersisa di payudara setelah operasi. Efek pengobatan ini tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit
di sekitar payudara menjadi hitam, serta haemoglobin dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi. 8
Kemoterapi
Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk cair atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel
kanker. Efek dari kemoterapi adalah pasien mengalami mual dan muntah serta
rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi. 8
Diagnosa Banding
Dijumpai dua lesi
menyerupai karsinoma musinus yaitu myxoid
fibroadenoma dan mucocele-like
lesion.
Keberadaan space line yang
tertekan oleh epitelial dan sel-sel mioepitel, bersama-sama dengan mast cell di dalam myxoid stroma dapat
membantu dalam identifikasi fibroadenoma hingga dapat dibedakan dengan
karsinoma musinus. 5
Pada mucocele-like lesions, keberadaan
sel-sel mioepitel yang melekat pada kepingan sel yang mengapung di dalam danau mucus.Keadaan
ini sering disertai duktus yang
menggelembung berisi material musinus merupakan petunjuk penting dalam
membedakannnya dengan karsinoma musinus. 5
Prognosa dan Faktor Prediksi
Prognosa dan faktor prediksi pada
karsinoma payudara musinus tipe pure
mucinous carcinoma sesuai dengan karsinoma payudara pada umumnya.
Sesularitas tumor berhubungan dengan prognosa yang lebih buruk. Keberadaan atau ketiadaan granul argyrohilic
tidak mempengaruhi prognosis. Secara umum, pure
mucinous carcinoma mempunyai prognosa beragam. Angka harapan hidup 10 tahun
berkisar antara 80% hingga 100%. Prognosis lebih baik di bandingkan dengan tipe
campuran
dengan perbedaan angka harapan hidup 10 tahun tidak kurang dari 18%.
5
Pada
kasus yang jarang dapat terjadi kematian pada wanita yang menderita karsinoma
musinus yang disebabkan infark serebri akibat terjadinya emboli oleh musin pada
arteri serebri. 5
DAFTAR RUJUKAN
1.
Rosai J. The Breast, Rosai and
Ackermans’s Surgical Pathology, Volume
two, Mosby; 2004(9): 9-10, 1797,
1802-18.
2.
Patten BM. Human Embryology, Mc
Graw-Hill; Philadelphia; 2004(2): 240-41.
3. Montag
A, Kumar V. The Female Genital System and Breast. In: Kumar V, Abbas AK,
Fausto N, Mitchell RN. Robbins Basic
Pathology. Saunders Elsevier; Philadelphia; 2007(8): 743-49.
4.
Chandrasoma P, Taylor CR. The
Breast, Concise Pathology, McGraw-Hill
International Edition; 2001(3): 815-29.
5.
Ellis IO, et all. Invasive
breast carcinoma. In: Tavasolli FA, Devilee P. Pathology and Genetic of Tumours
of the Breast and Female Genital Organs, WHO Classification of Tumours, IARC
Press; 2003: 18-19, 23-43.
6.
Lester SC. The Breast. In: Kumar V,
Abbas AK, Fausto N. Robbins and
Cotran Pathologic Basis of Disease. Elsevier Saunders; Philadelphia; 2005(7): 1120, 1142-49.
7.
Schnitt SJ, Mills RR, Hanby AM,
Oberman HA. The Breast. In: Mills SE, et all, 2004, Stenberg’s Diagnostic Surgical Pathology,
Volume IA, Lippincott Williams & Wilkins;
2004(4): 330 -67.
8. Breast cancer. 2010 [cited on 2010, August 24]. Available from: http://www.wikipedia.com/
9. Thor AD, Osunkoya AO. The Breast.
In: Rubin E, Strayer DS. Farber.
Editors. Rubin’s Pathology:
Clinicopathologyc Fondation of Medicine. JB Lippincott Williams & Wilkins;
Philadelphia; 2008(5): 842-53.
10.
Rosen PP. Invasive Mammary
Carcinoma, Breast Pathology, Volume I,
Lippincott; Philadelphia; 2001(2): 236 - 56.
11.
Breast Cancer Genes and
Inheritance, 2009 [cited on 2010, August
25]. Available from: http://www.familycancer.org/FamHist.5tm.
12.
|
|
13. Lindholm
K. The Breast. In: Orell SR, Sterrett GF, Whitaker D. Fine Needle Aspiration
Cytology.Elsevier-Churchil-Livingstone; 2005(4): 203-5.
14.
Sloane JP. The Breast, Biopsy
Pathology of The Breast, Biopsy Pathology series 24, Arnold, 2001(24): 62 - 9.
15. Koss
LG, Melamed MR. (Editor) Koss’ Diagnostic Cytology and Its Histopathologic
Bases. The Breast. Lippincott Williams & Wilkins; Philadelphia; 2006(5):1109-11.
16.
Kissane J M. The Breast, Anderson’s Pathology, Volume II,
Mosby, 1990(9): 1726 - 48.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar