PENDAHULUAN
Eccrine poroma merupakan tumor jinak
yang berasal dari kelenjar keringat. Tumor bersifat solid yang dapat
memberikan gambaran polipoid atau verukoid dengan ukuran diameter lesi sekitar 1
cm tetapi kadang-kadang dapat lebih. Pada varian eccrine poroma dermal (dermal
duct tumor) biasanya lesi tidak
berupa papul atau nodul. Kadang-kadang Eccrine poroma disebut juga sebagai hidroacanthoma simplex, dermal duct tumor atau syringoacanthoma. Lesi ganas yang
berasal duktus kelenjar keringat disebut porocarcinoma.
1,2
Eccrine
poroma pertama kali dideskripsikan oleh Pinkus dkk, pada tahun 1956. Massa
tumor pada umumnya bersifat soliter, walaupun kadang-kadang multipel. Sekitar
65% tumor ini ditemukan pada telapak kaki terutama pada bagian lateral dari
kaki. Lesi juga dapat ditemukan pada daerah berambut (sekitar 25%), dan pada tangan
sekitar 10% dan pada kasus yang sangat jarang
ditemukan pada daerah kepala dan leher, seperti hidung dan kelopak mata. Menurut Goldner, lokasi eccrine poroma terbanyak ditemukan pada
telapak tangan dan kaki. 3,4,5
Manifestasi klinis yang
mungkin muncul adalah rasa sakit ringan, walaupun pada umumnya lesi tidak
menimbulkan keluhan. Sering kali lesi
soliter, jarang lesi yang multipel. Apabila tumbuh multipel memberikan fenomena
yang disebut sebagai poromatosis. Poromatosis dikeluhkan pasien terutama
masalah kosmetik. 6
TINJAUAN PUSTAKA
Etiologi
Eccrine
poroma merupakan tumor jinak adneksa kulit yang terjadi akibat diferensiasi
duktus terminal kelenjar keringat. Hingga saat ini belum ada bukti pencetus munculnya
tumor ini. Pada beberapa kasus diketahui berhubungan dengan mutasi autosomal dominant pada tumor suppressor genes.
Epidemiologi
Insidensi tumor ini sangat rendah
hanya sekitar 1% dari seluruh lesi primer kulit, dan hanya sekitar 10% dari
tumor kelenjar keringat. Tidak ditemukan predileksi ras dan jenis kelamin,
artinya laki-laki ataupun perempuan mempunyai peluang yang sama untuk
mendapatkan tumor ini. Eccrine poroma dapat ditemukan pada
semua usia, namun sering ditemukan pada
usia pertengahan (dekade kelima). 5-7
Histogenesis
Eccrine poroma dapat
terjadi akibat diferensiasi kelenjar ekrin atau apokrin. Pada
pemeriksaan enzim secara histokimia menunjukkan adanya enzim eccrine pada lesi yang berupa fosforilase tetapi juga dehidrogenase suksinat. Adanya kandungan
glikogen dalam jumlah yang banyak pada sel-sel tumor menunjukkan bahwa sel-sel
kelenjar ekrin intraepidermal dalam keadaan immature.
Pada pemeriksaan secara imunohistokimia menunjukkan ekspresi terhadap
sitokeratin pada basal sel duktus ekrin. Studi yang dilakukan oleh Akalin dkk, membuktikan
bahwa eccrine poroma maupun porocarcinoma mengekspresikan protein
P53. 1,5
Gambaran klinik
Lesi
terjadi secara intraepidermal dapat berupa papul yang menyerupai kubah, nodul
atau plak dengan ukuran sekitar 1 cm walaupun dapat lebih, yang berwarna
kecoklatan. Gambaran permukaan kadang-kadang dapat menyerupai keratosis
seboroik. Pada permukaan lesi dapat mengalami keratosis atau erosi sehingga
dapat menunjukkan gambaran veruka, granuloma piogenik atau melanoma amelotik.
5,7,8
Beberapa lesi mengandung vaskularisasi
yang banyak sehingga mudah berdarah
terutama pada bagian akral. Jarang dijumpai disertai dengan deposit pigmen. Eccrine
poroma multipel biasa timbul setelah electron
beam therapy pada penderita dengan mycosis
fungides dan penderita dengan dermatitis kronis. Eccrine poroma yang terjadi bersamaan dengan nevus sebaceous juga pernah dilaporkan. 5,7,8 Histopatologi
Berdasarkan asal pembentukan, eccrine poroma tumbuh dari bagian epidermis kulit yang selanjutnya
meluas ke bagian dermis sebagai massa tumor yang membentuk seperti anastomosis.
Batas antara epidermis dan tumor dapat dibedakan. Sel-sel tumor berukuran lebih
kecil dari sel-sel epitel tatah, memberikan gambaran kuboidal yang uniform atau
sel-sel polihedral yang monoton, inti bulat dan lebih basofilik, sitoplasma
banyak dan eosinofilik yang dihubungkan dengan intercellular bridges. 1,8-11
Gambaran nukleoli yang menonjol dan mitosis tidak dijumpai. Sel-sel
tidak mempunyai tendensi untuk mengalami keratinisasi tetapi keratinisasi dapat
terjadi pada bagian permukaan tumor. Walaupun batas antara tumor dan stroma
jelas, bagian tepi tumor tidak memberikan gambaran palisade. Hal ini salah satu
yang membedakannya dengan basalioma. 1,3,6,8-11 Gambaran
yang lebih spesifik adalah bahwa sel tumor dapat mengandung glikogen. Melanosit
dan melanin jarang ditemukan, walaupun tumor ditemukan pada ras Negroid,
Mongoloid atau Kaukasia. Umumnya antara duktus luminal dan bagian tumor
memberikan gambaran seperti celah atau
pita. Pada epitel duktus sitoplasma lebih eosinofilk dan bervakuol. 1,6
Eccrine
poroma merupakan tumor
jinak kulit yang mengandung poroid dan sel-sel kutikuler. Secara histopatologi
terdapat empat varian yang menyusun struktur eccrine poroma sehingga memberikan gambaran yang berbeda, yaitu:
1. Intraepidermal
poroma (hidroacanthoma simplex)
Adalah bentuk poroma dengan gambaran berupa
kelompokan sel yang membentuk sarang-sarang tubuler. Hanya dijumpai pada bagian
permukaan epidermis saja, kadang sampai ke superfisial dermis tetapi tidak sampai ke dermis. Keadaan ini sering
dibingungkan dengan keratosis seboroik atau neoplasma melanositik. Lesi
maligan pada hidroacanthoma simplex disebut sebagai malignant
hidroacanthoma simplex atau porocarcinoma
in situ. 1,6,9
Memberikan gambaran yang relatif sama dengan intraepidermal poroma tetapi dijumpai
sel-sel yang yang membentuk cord sampai
ke lapisan dermis. Pada stroma dijumpai banyak dijumpai pembuluh darah. 1,6,9
3. Dermal
poroma (dermal duct tumor)
Merupakan eccrine poroma yang
secara keseluruhan tidak memiliki koneksi dengan jaringan epidermis dan dijumpai
pada lapisan dermal saja. Stroma tampak minimal dan pembuluh darah banyak
dijumpai. 1,6,9
4.
Poroid hidradenoma
Karakteristik varian ini adalah bila
dijumpai gambaran solid yang bercampur dengan gambaran kistik. Lesi hanya
terdapat pada dermis. 1,6,9,10
Diagnosa Banding
1. Keratosis seboroik merupakan diagnosis
banding pada eccrine poroma. Pada
keratosis seboroik dijumpai adanya pembentukan massa keratin yang disertai
dengan pembentukan horn cyst dan tidak
dijumpai struktur duktus. 6,8
2. Basal
cell carcinoma (basalioma) kadang-kadang dapat
memberikan gambaran yang mirip, tetapi pada tumor ini memberikan gambaran
palisade pada bagian perifer tumor, nukleus lebih bervariasi dan sedikit atau
tidak dijumpai sel-sel yang mengandung glikogen. 6,8
Prognosa
Eccrine poroma merupakan tumor jinak yang
memiliki prognosa yang baik. Tindakan bedah merupakan upaya kuratif yang
efektif dan jarang ditemukan adanya kekambuhan. 6
DAFTAR RUJUKAN
- Elder DE, Elenitsas R, Johnson BL,
Murphy GF. Lever’s Histopathology
of the Skin, Philadelphia; Lippincot Williams & Wilkins;
2005(9): 900-2.
- Eccrine
Poroma with an Atypical Clnical Presentation Mimicking an Epidermal Nevus.
2010 [cited on 2010 July 12]. Available from: http://www.nsc.gov.sg/files/index.php.
- Eccrine
Poroma. 2009 [cited on 2010 July 8]. Available from: http://www.dermatlas.med.jhmi.edu/derm.
- Eccrine
Poroma. 2009 [cited on 2010 July 8].
Available from: http://www.bweems.com/ecp/p.jpg.
- Eccrin
Poroma. 2008 [cited on 2010 July 8]. Available from: http://.thedoctorsdoctor.com/disease/poroma.htm.
- LeBoit,
Philip E, et all. Pathology and Genetics of Skin Tumours, WHO Classification
of Tumours, IARC Press; 2006: 141-2.
- McCalmont,
T. Poroma. Sep 10, 2009 [cited on 2010 July 12]. Available from: http://www.emedicine.mediscape.com/derm/contents.htm.
8. Rosai
J. Rosai and Ackerman’s Surgical Pathology. The Skin. Philadelphia; Mosby; 2004;2(9):
140-2.
- Barnhill,
RL. Textbook of Dermatopathology,
Mc. GrawHill; 2004(2): 749-50.
- Kempf
W, Hantschke M, Kutzner H, Burgdorf W. Dermatopathology. Steinkopff
Verlag, 2008: 216-17.
- Eccrine
Poroma. 2008 [cited on 2010 July 9]. Available from: http://www.pathologyoutlines.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar