KARSINOMA PAYUDARA INVASIF
Karsinoma
payudara invasif merupakan kelompok
tumor ganas epitel yang memiliki karakteristik adanya invasi (infiltrasi) ke
jaringan sekitarnya dan ditandai dengan adanya kecendrungan mengalami
metastasis yang luas ke tempat lain. Pada umumnya tumor ini adalah
adenokarsinoma dan dipercaya berasal dari epitel parenkim payudara, khususnya
sel-sel yang berasal dari unit duktus lobular terminalis (TDLU). 1
Karsinoma
payudara invasif merupakan karsinoma yang umum dijumpai pada wanita. Sekitar
22% dari seluruh karsinoma pada wanita dan sekitar 26% ditemukan pada negara
maju. Resiko kanker ini terus meningkat sejak awal tahun 1980-an terutama di
negara berkembang, hal ini disebabkan belum berkembangnya pemeriksaan
mammografi untuk deteksi dini kanker ini.
1,2
Prognosa
kanker payudara berhubungan dengan berbagai kondisi klinis yang luas dan
berbagai faktor patologik. Grade histologi adalah salah satu faktor penting
dalam menentukan prognosa penderita. Terdapat dua sistem grading yang banyak
digunakan dalam beberapa tahun terakhir, yaitu sistem Bloom-Richardson dan
sistem Black. 2
Sistem
Bloom-Richardson menggunakan gambaran histopatologi arsitektur tumor (luasnya
formasi tubulus) dan tingkat dari atifia inti. Gambaran ini dihitung dengan
pemeriksaan mikroskopis dengan pewarnaan rutin.
Elston dan Ellis adalah orang yang menggunakan pendekatan aktivitas
mitosis sebagai salah satu faktor yang berperan dalam prognosa penderita dan
menambahkannya dalam sistem yang sebelumnya dibuat oleh Bloom dan Richardson.
Formulasi ini sekarang dikenal dengan Nottingham
Modification of the Bloom-Richardson system. Formulasi ini menentukan grade histologi
dengan menjumlahkan skor atas formasi tubulus, pleomorfisme inti dan jumlah
mitosis, yang masing-masing diberi skor 1, 2 atau 3 poin. Dari penjumlahan skor ini akan didapat grade
histologi, yaitu grade 1, grade 2 atau grade 3. 2
Payudara merupakan kelenjar keringat yang
mengalami modifikasi dan berkembang
lebih kompleks pada wanita dan rudimenter pada pria. Proses perkembangan
dimulai pada janin berumur 6 minggu dimana terjadi penebalan lapisan epidermis
pada bagian ventral, superfisial dari fasia pektoralis serta otot-otot
pektoralis mayor dan minor. Penebalan yang terjadi pada venteromedial dari
region aksila sampai ke regio inguinal menjadi milk lines dan selanjutnya pada bagian superior berkembang menjadi
puting susu dan bagian lain menjadi atrofi. 1-3,5
Secara fisiologis, payudara
mengalami berbagai perubahan yang dipengaruhi oleh hormonal. Pada saat
pubertas, estrogen dan progesteron yang dihasilkan oleh ovarium dan pengaruh
hipofisa anterior menyebabkan berkembangnya duktus dan asinus. Sesuai dengan
siklus menstruasi, terjadi
peningkatan estrogen dan progesteron sehingga terjadi proliferasi sel dan
retensi cairan. Pada saat kehamilan, terjadi proliferasi sel akibat pengaruh
estrogen, progesteron, laktogen plasenta dan prolaktin. Pada saat menyusui
terjadi peningkatan produksi prolaktin dan penurunan estrogen dan progesteron,
sedangkan pada saat menopause terjadi involusi payudara diikuti dengan
berkurangnya jumlah kelenjar. 1-7
Kanker
payudara merupakan keadaan malignansi yang berasal dari sel-sel yang terdapat
pada payudara. Payudara wanita terdiri dari lobulus, duktus, lemak dan jaringan
konektif, pembuluh darah serta limfe. Pada umumnya karsinoma berasal dari
sel-sel yang terdapat di duktus, beberapa diantaranya berasal dari lobulus dan jaringan
lainnya. 2,3,8
Klasifikasi kanker payudara dapat
berdasarkan The Armed Forces Institute of
Pathology (AFIP), Ackerman dan The
World Health Organization (WHO). Berdasarkan The World Health Organization (WHO) tahun 2003, kanker payudara
dibagi atas : 1
Karsinoma Duktal Invasif
Merupakan jenis yang paling banyak ditemukan dan mencapai
80% dari kanker payudara. Kebanyakan tumor berkembang dari sel-sel epitel yang
terdapat pada permukaan duktus. 1,2,4,6,9
Secara
makroskopis tumor berupa massa infiltratif berwarna putih-keabuan yang teraba
keras seperti batu dan berpasir. Gurat kapur putih kekuningan merupakan ciri khas
karsinoma ini dan dapat terjadi akibat deposit jaringan elastik (elastosis) di
sekitar duktus di daerah yang terkena. Fibrosis dapat luas (desmoplasia) dan
menghasilkan suatu karsinoma tipe keras (scirrhous).
1,2,4,6,9
Pada beberapa kanker, secara jelas mengekspresikan
reseptor hormon dan tidak overekspresi terhadap HER2/neu. Pada tumor yang lain
dijumpai sel-sel pleomorfik yang tersusun secara anastomosis, lebih sedikit
mengekspresikan reseptor hormon dan lebih banyak mengekspresikan HER2/neu. 2,4,5
Gambaran histopatologi dapat berupa kelompokan sel-sel
yang membentuk susunan cord, cluster ataupun trabekula. Beberapa
tumor memiliki gambaran yang khas berupa gambaran solid yang menonjol dengan
gambaran stroma yang minimal. Pada beberapa kasus dapat dijumpai diferensiasi
kelenjar dengan membentuk struktur tubulus yang nyata dengan lumen pada tengah
kelompokan sel-sel tumor. 1,2,11
Sel-sel kanker dapat memberikan gambaran yang bervariasi.
Sitoplasma banyak dan eosinofilik. Inti sel dapat reguler, uniform atau sangat
pleomorfik dengan anak inti yang menonjol atau multipel. Aktivitas mitosis banyak
dijumpai tetapi
kadang-kadang dapat tidak dijumpai. 1,2,11
Karsinoma
Lobular Invasif
Keganasan
yang dimulai dari lobulus dapat mencapai 10% dari seluruh kanker payudara.
Secara palpasi, massa dapat menyerupai karsinoma duktus invasif No Special Type (NST)
atau secara mammografi menunjukkan densitasnya. Pada seperempat kasus dijumpai
gambaran difus invasi tanpa reaksi desmoplastik yang prominen, kecuali hanya
teraba sebagai penebalan pada payudara atau perubahan arsitektur secara mammografi.
Lesi sering bilateral. Insiden karsinoma lobular lebih banyak dijumpai pada
wanita postmenopause dan diduga berhubungan dengan pemberian terapi pengganti
hormonal postmenopause. 1,2,4
Pada kebanyakan
kasus mengekspresikan reseptor hormonal dan sedikit overekspresi terhadap HER2/neu. Pada
kebanyakan kasus menunjukkan delesi pada kromosom 16 (16q22) yang bertanggung
jawab atas gen pengatur adhesi sel, e-cadherin dan β-katenin. Gen e-cadherin
berlawanan dengan sifat kromosom yaitu dengan menginaktivasi mutasi, metilasi
promoter dan menurunkan ekspresi faktor transkripsi. Perubahan ini juga
dijumpai pada Lonular Carcinoma In situ (LCIS). 1,2,4,6
Gambaran makroskopis sering dijumpai berupa massa yang
ireguler dengan batas yang tidak jelas yang sulit dibedakan secara makroskopis
dengan tipe kanker payudara lainnya. Ukuran rata-rata diameter tumor dilaporkan
sedikit lebih besar dari karsinoma
duktus invasif. 1,2,4
Karakteristik gambaran histopatologi karsinoma lobular
invasif adalah dijumpainya proliferasi sel-sel kecil dengan kohesi antar sel
buruk, gambaran individual sel yang tersebar diantara jaringan ikat fibrous.
Dapat juga tersusun dalam singe file
membentuk garis linear dalam cords
yang menginvasi stroma. Inti sel berbentuk bulat dan oval dengan aktivitas
mitosis yang sering dijumpai. 1,2,4
Karsinoma Tubular
Karsinoma tubular terdiri dari
kelenjar-kelenjar kecil, tidak beraturan yang terinfiltrasi oleh sel-sel kanker.
Pada mammmografi, dapat terdeteksi sebagai lesi yang kecil. Inti uniform, serta
tampak sel-sel dengan inti bipolar pada seperempat kasus sehingga menimbulkan
kesulitan dalam menegakkan malignansi. Pada setengah kasus yang telah didiagnosis sebagai
malignansi ternyata memberikan hasil negatif palsu. 2,8,11
Tumor ini tidak memiliki gambaran makroskopis yang
khas yang dapat dibedakan dengan karsinoma duktus invasif atau tipe campuran,
selain ukuran tumornya. Ukuran diameter tumor ini biasanya 0,2-2 cm, pada
umumnya kurang dari 1 cm. Dapat dijumpai massa tumor yang mengandung
konfigurasi stellata dengan daerah di
tengahnya terdapat bercak-bercak kuning. Kadang-kadang dijumpai stroma yang
elastis atau sklerotik yang difus dengan batas yang tidak jelas. 1,2,4
Gambaran histopatologi yang khas
dari tumor ini adalah adanya tubulus yang terbuka yang dilapisi satu lapis sel
epitel. Bentuk tubulus dapat bulat atau oval, tetapi yang khas bila dijumpai
dengan bentuk angulated (bersudut). 1,2,4
Sel-sel epitel berukuran kecil dan
reguler dengan inti sel sedikit pleomorfik dan hanya sedikit dijumpai aktivitas
mitosis. Gambaran lain yang cukup penting adalah adanya reaksi desmoplastik
pada stroma diantara struktur tubuler. Kalsifikasi mungkin dapat ditemui pada
stroma. 1,2,4
Karsinoma Kribiformis
Insiden karsinoma kribriformis invasif hanya sekitar 0,8-3,5% dari seluruh
kanker payudara dengan rata-rata umur penderita 55 tahun.
Secara
klinis tumor dapat muncul sebagai massa, tetapi sering kali berupa occult. Gambaran mammografi yang diduga
massa biasanya mengandung mikrokalsifikasi. Multifokal dapat dijumpai hampir
20% kasus. 1,2,4
Tumor tersusun atas kelompokan sel
berbentuk pulau-pulau, sering berbentuk angulated,
yang berbatas tegas dengan stroma. Inti sel kecil-kecil yang menunjukkan
tingkat pleomorfisme yang rendah atau moderate. Mitosis jarang dijumpai. Sering
dijumpai reaksi desmoplastik yang
menonjol pada banyak kasus karsinoma kribiformis invasif. 1,2,4
Karsinoma intraduktus pada umumnya
merupakan tipe kribriform, yang dapat dijumpai hampir pada 80% kasus. Lesi
menunjukkan susunan kribriformis yang
menonjol dengan sedikit komponen karsinoma tubuler (<50%). Kasus dengan
komponen tipe karsinoma lain (10-40%) selain komponen karsinoma tubuler disebut
sebagai mixed type of carcinoma. 1,2,4
Karsinoma Musinus
Karsinoma musinus juga dikenal
sebagai mukoid, koloid atau karsinoma gelatinous, biasanya dijumpai pada wanita
postmenopause. Karsinoma musinus jarang dijumpai, insiden sekitar 1 – 6% dari
seluruh kanker payudara. Sering dijumpai pada wanita usia lanjut dan tumbuh perlahan
sampai bertahun-tahun. 1,2,4
Mayoritas tumor ini mengekspresikan
reseptor hormon dan prognosis secara keseluruhan lebih baik jika dibandingkan
dengan No Special Type (NST). Insiden
karsinoma musinus meningkat pada mutasi BRCA1. Seperti halnya pada karsinoma medular,
terjadi hipermetilasi promoter BRCA1 pada 55% kasus dan tidak berhubungan
dengan mutasi germ-line BRCA1.1,2,5,10,12
Secara klinik dan mammografi kadang sulit
dibedakan dengan lesi jinak seperti fibroadenoma mamma dan suatu massa kistik.
Karsinoma musin dapat menghasilkan pulau-pulau gelatin dari materi
mukoid, dan tempat sel-sel tersuspensi. 6,8
Secara makroskopis tumor berbatas
tegas, pada palpasi teraba krepitasi dan terbentuk dari massa “currant jelly-like” yang dibatasi oleh
septa-septa. Fokus perdarahan sering dijumpai. Sekitar seperempat atau
mendekati setengah dari kasus menunjukkan diferensiasi endokrin seperti
argyrophilia dan “dense-core secretory
granules” dengan pemeriksaan ultrastruktur. 2,4,5,13
Gambaran mikroskopis yang khas dari
karsinoma musinus adalah adanya proliferasi sel-sel yang membentuk
kelompokan dengan inti uniform, bentuk bulat dengan sitoplasma yang
sedikit. Kelompokan sel-sel ini terapung (floating)
di dalam danau musin. Danau musin ini dipisahkan oleh septa-septa dalam
kompartemen-kompartemen. 2,4,5,6,11,12
Kelompokan sel ini membentuk
berbagai bentuk dan ukuran, kadang-kadang berbentuk tubuler, walaupun jarang
dapat membentuk konfigurasi papiler. Atipia inti, mitosis dan gambaran
mikrokalsifikasi jarang dijumpai. Karakteristik komponen intraepitelial dapat
dijumpai dengan gambaran mikropapiler
hingga solid pada 30-75% kasus. 2,4,6
Karsinoma Medular
Karsinoma medular dijumpai hanya
sekitar 1-7% dari seluruh keganasan pada payudara, dengan rata-rata umur ketika
didiagnosa 45-52 tahun.
Seperti
halnya pada karsinoma musinus, secara mammografi karsinoma medular memberikan
gambaran bulat, berbatas tegas pada dan pada saat dilakukan biopsi aspirasi
jarum halus terasa sebagai massa yang lunak. 1,4,6,9
Gambaran makroskopis berupa massa
yang berbatas tegas dengan konsistensi lunak. Warna tumor dapat abu-abu atau
merah kecoklatan yang mengkilat, sering dijumpai daerah-daerah nekrosis dan
perdarahan. Ukuran tumor bervariasi, dengan diameter antara 2-2,9 cm. 1,2,4
Gambaran histopatologi yang khas
adalah sel-sel tumor dengan susunan lembaran dengan ketebalan empat atau lima
lapisan. Kelompokan sel ini dipisahkan oleh jaringan ikat longgar yang minimal.
Dapat dijumpai daerah nekrosis dan diferensiasi sel-sel skuamosa. 1,2,4
Tidak dijumpai struktur kelenjar
ataupun tubular, dengan infiltrasi sel-sel radang limfosit pada stroma. Sel
bentuk bulat dengan sitoplasma yang banyak dengan inti sel vesikuler yang
mengandung satu atau lebih anak inti. Pleomorfisme inti moderate dan dijumpai
aktivitas mitosis. Kadang-kadang dapat dijumpai giant cells yang atifik. 1,2,4
Karsinoma Papiler Invasif
Karsinoma papiler ditemukan kurang dari
1-2% dari seluruh karsinoma invasif payudara, dan memiliki prognosa yang
relatif baik. Kanker ini banyak dijumpai khusus pada wanita yang telah
mengalami postmenopouse. 1,2,13
Fisher dkk, melaporkan bahwa
karsinoma papiler invasif memiliki gambaran makroskopis yang berbatas tegas
pada dua dari tiga kasus. Sedangkan kasus lainnya sulit dibedakan dengan
karsinoma payudara invasif lainnya. 1,2,13
Gambaran histopatologi dijumpai
adanya kelompokan sel yang berbatas tegas
dengan papil-papil dan dapat dijumpai daerah yang solid pada area
pertumbuhan tumor. Gambaran khas sel adalah sitoplasma yang amfofilik, tetapi
kadang-kadang dijumpai gambaran kelenjar apocrine.
Inti sel mengalami pleomorfisme yang moderate dengan stroma yang minimal pada
kebanyakan kasus dan beberapa kasus lainnya tampak produksi musin ekstra
seluler yang menonjol. 1,2,13
Karsinoma Apocrine
Insiden karsnoma apocrine sekitar 0,3-4% dari seluruh kanker payudara
invasif yang ditemukan dengan pemeriksaan mikroskop cahaya. Secara klinis
maupun mammografi tidak ditemukan perbedaan antara karsinoma apocrine dengan
yang bukan apocrine. Walaupun dilaporkan karsinoma apocrine jarang dijumpai
yang bilateral. 1,2,4
Gambaran histopatologi menunjukkan
adanya diferensiasi kelenjar apocrine yang biasa dijumpai pada karsinoma tipe
duktus invasif, medular, papiler dan neuroendocrine maupun pada tipe karsinoma
lobular klasik. Walaupun demikian dikenalinya tipe kanker ini kurang mempunyai
makna klinis. 1,2,4
Karsinoma apocrine biasanya
mengandung dua komponen sel, yaitu sel yang mengandung sitoplasma eosinofilik
yang banyak dan bergranul. Inti sel bervariasi, dari yang globoid dengan anak
inti yang menonjol sampai yang hiperkromatin. Komponen lainnya adalah sel yang
mengandung sitoplasma yang bervakuola. Dapat pula dijumpai gambaran foamy sehingga
sel-sel ini mirip dengan histiosit dan sel sebaseous.
Pada kasus
yang sulit dapat dilakukan pewarnaan antibodi keratin, dimana akan terekspresi
(positif) pada karsinoma apocrine. 1,2,4,14
Karsinoma Sekretori
(Juvenile Carcinoma)
Karsinoma sekretori merupakan
kasus yang sangat jarang dijumpai, insidennya kurang dari 0,15% dari seluruh
kanker payudara. Tumor biasanya tumbuh lambat, pada setengah kasus muncul pada
daerah areola. Kanker ini biasa muncul pada wanita, secara khusus juga dapat
dijumpai pada laki-laki dan anak-anak usia di bawah 3 tahun. 1,2,4
Gambaran
makroskopis biasanya tampak berupa nodul yang berbatas tegas, berwarna abu-abu
keputihan atau kuning kecoklatan. Ukuran tumor antara 0,5-12 cm, biasanya
ukuran tumor lebih besar pada pasien yang berusia lebih tua. 1,2,4
Pada
umumnya sel-sel tumor berkelompok dengan batas yang tegas, tetapi sering dapat
dijumpai menginvasi ke jaringan lemak sekitarnya. Jaringan sklerotik mungkin
dapat dijumpai pada tengah lesi yang mengandung tiga gambaran dalam bermacam
kombinasi. Pertama gambaran mikrositik (honeycombed
pattern), mengandung kista kecil-kecil dalam ruang yang besar yang mirip
dengan folikel tiroid. Kedua, adanya gambaran solid dan yang ketiga adanya
gambaran tubuler yang mengandung massa sekresi. 1,2,4
Sel
dapat berukuran besar dengan sitoplasma yang pucat dan bergranul yang
memberikan gambaran foamy. Inti sel
bentuk oval dengan anak inti kecil. Terdapat dua tipe substansi mukus yang
berkombinasi yang terlihat sebagai tagetoid
pattern. Mitosis dan nekrosis jarang
dijumpai. 1,2,4
Karsinoid Tumor
Karsinoid
tumor (neuroendocrine tumours/endocrine carcinoma) dijumpai sekitar 2-5% dari seluruh kanker
payudara. Biasa dijumpai pada pasien umur dekade ke enam atau ke tujuh.
Diferensiasi neuroendokrin juga dapat dijumpai pada karsinoma payudara pada
laki-laki. Tidak ada gambaran spesifik bila ditinjau dari segi klinis. 1,2,4,9
Makroskopis
karsinoid tumor dapat tumbuh infiltratif atau meluas ke daerah sekitarnya.
Konsistensi tumor yang menghasilkan musin adalah lunak dan gelatinous. 1,2,4
Gambaran
histopatologi karsinoid tumor kebanyakan membentuk struktur alveolar atau solid
yang cendrung berisi sel-sel yang tepinya tersusun palisade. Karsinoid tumor
dapat menunjukkan berbagai macam subtipe, tegantung dari tipe sel, grade,
diferensiasi dan produksi musin yang dapat dijumpai pada sekitar 26% kasus. 1,2,4,12
Karsinoma Adenoid Kistik
Karsinoma adenoid kistik sangat jarang
dijumpai, hanya sekitar 0,1% dari seluruh tipe kanker payudara. Secara makroskopis, tampak tumor dengan batas yang
tegas, berwarna abu-abu, merah muda atau kuning kecoklatan dengan rata-rata
diameter 7-12 cm. Kadang-kadang dijumpai mikrokistik. 1,2,4,15
Gambaran histopatologi sangat mirip
dengan kelenjar ludah, paru-paru atau serviks. Dapat memberikan tiga gambaran:
trabekuler-tubuler, solid dan kribriformis. Terdapat struktur kelenjar yang
mengandung massa sekresi granular eosinofilik. Dapat dijumpai dua gambaran sel:
sel basaloid dengan sitoplasma yang pucat, inti bentuk bulat dan oval dengan
satu atau dua anak inti. Tipe sel kedua adalah pelapis epitel kelenjar dengan
sitoplasma eosinofilik, inti bentuk bulat yang mirip dengan sel basaloid. 1,2,4,15
Karsinoma dengan Metaplasia
Karsinoma dengan metaplasia sangat
jarang terjadi. Insiden sekitar kurang dari 1% dari seluruh kanker payudara. Gambaran
makroskopis tergantung dari diferensiasi mataplasia tumor. Diferensiasi
skuamosa atau chondroid akan
memberikan gambaran tumor putih mengkilat pada pemotongan. Adanya kista yang
besar atau yang multipel akan memberikan gambaran rongga-rongga pada permukaan
pemotongan. 1,2,4
Beberapa kanker payudara menunjukkan
gambaran metaplasia dan diferensiasi yang bervariasi.
Hal ini
termasuk adenokarsinoma dengan jaringan tulang rawan, karsinoma sel skuamous
dan karsinoma dengan komponen sel-sel spindel yang menonjol sehingga sulit
dibedakan dengan sarkoma. Beberapa dari tumor mengekspresikan gen yang terdapat
pada sel-sel mioepitel dan diduga tumor ini berasal dari se-sel mioepitel.
Spindle cell atau karsinoma
sarkomatoid menyerupai gambaran soft
tissue sarcoma. 1,2,4.12
Grading Histologi
Sudah banyak studi yang membuktikan adanya
hubungan antara grade histologi dengan angka ketahanan hidup pasien, khususnya
pada pasien karsinoma duktus invasif atau tumor invasif lainnya. Grade
histologi sebagai salah satu faktor prognostik yang cukup penting ini hendaknya
dicantunkan dalam laporan pemeriksaan histopatologi kanker payudara invasif. 1,6
Pengukuran grade histologi lebih
objektif dengan modifikasi oleh Patley dan Scraff dari metode yang pertama kali
diperkenalkan oleh Bloom dan Richardson dan lebih terkini oleh Elston dan
Ellis. 1
Metode Grading
Metode grading dengan menggunakan
tiga karakteristik tumor yang akan dievaluasi, yaitu: formasi tubulus dan
kelenjar, pleomorfisme inti dan jumlah mitosis. Digunakan sistem skor antar 1-3
dan mengkaji setiap faktor yang memiliki gambaran tertentu. Evaluasi terhadap
formasi tubulus dan kelenjar hanya bila ditemukan adanya daerah yang jernih di
dalam lumen. Cut point yang dipakai
adalah 75% dan 10% untuk penentuan skor dengan melihat formasi tubulus dan
kelenjar pada area tumor. 1,2,6
Pleomorfisme inti dinilai
berdasarkan regularitas ukuran inti dan bentuk dan sel epitel yang berdekatan
dengan jaringan payudara. Peningkatan iregularitas pada inti dalam ukuran dan
bentuk dipakai sebagai dasar skor untuk pleomorfisme inti. Evaluasi terhadap
gambaran mitosis harus dilakukan dengan hati-hati. Gambaran hiperkromatin dan
inti yang piknotik tidak dihitung apabila lebih mirip gambaran apoptosis dari
pada proliferasi. Jumlah mitosis dihitung per 10 lapangan pandang besar. 1,2
Ada tiga grade histologi yang
dihasilkan dari penjumlahan skor antara 3-9 point, sistem grading histologi
memakai ketentuan sebagai berikut: 1
- Grade 1- Well differentiated: skor 3-5 point
- Grade 2- Moderately differentiated: skor 6-7 point
- Grade 3- Poorly differentiated: skor 8-9 point
DAFTAR RUJUKAN
1. Ellis
IO, et all. Invasive breast carcinoma. In: Tavasolli FA, Devilee P. Pathology
and Genetic of Tumours of the Breast and Female Genital Organs, WHO
Classification of Tumours, IARC Press; 2003: 18-19, 23-43.
2.
Rosai J. The Breast, Rosai and Ackermans’s Surgical Pathology, Volume two, Mosby; 2004(9):
9-10, 1797, 1802-18.
3. Patten
BM. Human Embryology, Mc Graw-Hill; Philadelphia; 2004(2): 240-41.
4. Schnitt
SJ, Mills RR, Hanby AM, Oberman HA. The Breast. In: Mills SE, et all,
2004, Stenberg’s Diagnostic Surgical
Pathology, Volume IA, Lippincott Williams & Wilkins; 2004(4): 330 -67.
5. Lester
SC. The Breast. In: Kumar V,
Abbas AK, Fausto N. Robbins and
Cotran Pathologic Basis of Disease. Elsevier Saunders; Philadelphia; 2005(7): 1120, 1142-49.
6.
Thor
AD, Osunkoya AO. The Breast. In: Rubin E, Strayer DS. Farber. Editors. Rubin’s Pathology: Clinicopathologyc
Fondation of Medicine. JB Lippincott Williams & Wilkins; Philadelphia; 2008(5):
842-53.
7.
Montag A, Kumar V. The Female Genital System and
Breast. In: Kumar
V, Abbas AK, Fausto N, Mitchell RN. Robbins Basic Pathology. Saunders Elsevier;
Philadelphia; 2007(8): 743-49.
8. Chandrasoma
P, Taylor CR. The Breast, Concise Pathology, McGraw-Hill International Edition; 2001(3): 815-29.
9. Rosen
PP. Invasive Mammary Carcinoma, Breast Pathology, Volume I, Lippincott; Philadelphia; 2001(2): 236 - 56.
10.
Breast Cancer Genes and Inheritance, 2009 [cited
on 2010, July 29]. Available from: http://www.familycancer.org/FamHist.5tm.
11. Kissane
J M. The Breast, Anderson’s Pathology,
Volume II, Mosby, 1990(9): 1726 - 48.
12.
Sloane JP. The Breast, Biopsy Pathology of The
Breast, Biopsy Pathology series 24, Arnold, 2001(24): 62 - 9.
13.
Pettinato, Guido, Carlos J. Manivel, Invasif
Micropapillary Carcinoma of the Breast, Am J Clin Pathol ; 2004, 121 : 6 : 854
- 66.
14. Slide
Apocrine Carcinoma of Breast, 2010 [cited on 2010, July 27]. Available from: http://www.webpathology.com/.
15. Adenoid
cystic carcinoma, 2010 [cited on 2010, July 27]. Available from: http://www.wikipedia.com/.
TERIMA KASIH sangat membantu :)
BalasHapus