KARSINOMA DUKTAL INVASIF
PENDAHULUAN
Karsinoma duktal
invasif merupakan kelompok terbesar dari kanker payudara invasif, jenis kanker
ini adalah kelompok heterogen tumor yang tidak memenuhi gambaran sesuai
klasifikasi tipe histologi spesifik seperti karsinoma lobular atau pun
karsinoma tubular. 1
Banyak terminologi yang
telah diberikan bagi bentuk karsinoma payudara ini termasuk scirrhous
carcinoma, karsinoma simpleks dan karsinoma sel sferoid. Penamaan karsinoma
duktal infiltratif digunaan oleh The Armed Forces Institute of Pathology
dan juga merupakan nomenklatur yang dipakai oleh klasifikasi WHO sebelumnya.
Hal ini menguatkan konsep tradisional bahwa tumor-tumor ini berasal dari epitelium duktal payudara, yang mana
membedakannya dari karsinoma lobular yang muncul didalam lobul-lobul. 1
Karsinoma duktal invasif
memiliki persentase 40% hingga 75% dan merupakan proporsi terbanyak pada
karsinoma payudara. Persentase yang lebar ini kemungkinan disebabkan kurangnya aplikasi terhadap kriteria yang
tegas bagi inklusi tipe-tipe khusus serta juga fakta bahwa beberapa kelompok
tidak mengenali tumor-tumor dengan kombinasi karsinoma duktal dan pola-pola
tipe khusus sebagai kategori campuran terpisah, dan lebih cenderung untuk
memasukannya kedalam tipe duktal.1
Rosen dalam literaturnya menyebutkan
bahwa karsinoma duktal invasif merupakan kelompok terbesar dari tumor payudara
malignan, persentasenya mencapai 75%-80% dari keseluruhan karsinoma payudara.
Termasuk didalamnya adalah lesi-lesi dengan gambaran bervariasi seperti
karsinoma duktal dengan fibrosis produktif, karsinoma scirrhous dan karsinoma
simpleks. 2
Beberapa prekursor telah lama
dikenal pada karsinoma duktal invasif payudara.
Suatu penelitian menyebutan bahwa
wanita dengan riwayat hiperplasia
atipikal dan karsinoma in situ memiliki peningkatan resiko relatif 5 hingga 10
kali untuk terkena kanker payudara invasif.3 Karsinoma duktal in
situ biasanya merupakan penyakit unifokal dan resiko yang berkaitan bagi
berkembangnya karsinoma duktal invasif payudara adalah ipsilateral.3
World Health Organization mengklasifikasikan karsinoma payudara sebagai berikut : 1
Epithelial tumours
|
|
Adenomas
|
|
Invasive ductal carcinoma, not otherwise specified
|
8500/3
|
Tubular adenoma
|
8211/0
|
Mixed type carcinoma
|
|
Lactating adenoma
|
8204/0
|
Pleomorphic carcinoma
|
8022/3
|
Apocrine adenoma
|
8401/0
|
Carcinoma with osteoclastic giant cells
|
8035/3
|
Pleomorphic adenoma
|
9940/0
|
Carcinoma with choriocarcinomatous features
|
|
Ductal adenoma
|
9503/0
|
Carcinoma with melanotic features
|
|
|
|
Invasive lobular carcinoma
|
8520/3
|
Myoepithelial lesions
|
|
Tubular carcinoma
|
8211/3
|
Myoepitheliosis
|
|
Invasive cribriform carcinoma
|
8201/3
|
Adenomyoepithelial adenosis
|
|
Medullary carcinoma
|
8510/3
|
Adenomyoepithelioma
|
8983/0
|
Mucinous carcinoma and other tumours with abundant mucin
|
|
Malignant myoepithelioma
|
8982/3
|
Mucinous carcinoma
|
8480/3
|
|
|
Cystadenocarcinoma and columnar cell mucinous carcinoma
|
8480/3
|
Mesencymal tumours
|
|
Signet ring cell carcinoma
|
8490/3
|
Haemangioma
|
9120/0
|
Neuroendocrine tumours
|
|
Angiomatosis
|
|
Solid neuroendocrine carcinoma
|
|
Haemangiopericytoma
|
9150/1
|
Atypical carcinoid tumor
|
8249/3
|
Pseudoangiomatous stromal hyperplasia
|
|
Small cell/oat cell carcinoma
|
8041/3
|
Myofibroblastoma
|
8825/0
|
Large cell neuroendocrine carcinoma
|
8013/3
|
Fibromatosis (aggressive)
|
8821/1
|
Invasive papillary carcinoma
|
8503/3
|
Inflammatory myofibroblastic tumour
|
8825/1
|
Invasive micropapillary carcinoma
|
8507/3
|
Lipoma
|
8850/0
|
Apocrine carcinoma
|
8401/3
|
Angiolipoma
|
8861/0
|
Metaplastic carcinomas
|
8575/3
|
Granular cell tumour
|
9580/0
|
Pure epithelial metaplastic carcinomas
|
8575/3
|
Neurofibroma
|
9540/0
|
Squamous cell carcinoma
|
8070/3
|
Schwannoma
|
9560/0
|
Adenocarcinoma with spindle cell metaplasia
|
8572/3
|
Angiosarcoma
|
9120/3
|
Adenosquamous carcinoma
|
8560/3
|
Liposarcoma
|
8850/3
|
Mucoepidermoid carcinoma
|
8430/3
|
Rhabdomyosarcoma
|
8900/3
|
Mixed epithelial/mesenchymal metaplastic carcinomas
|
8575/3
|
Osteosarcoma
|
9180/3
|
Lipid-rich carcinoma
|
8314/3
|
Leiomyoma
|
8890/0
|
Secretory carcinoma
|
8502/3
|
Leiomyosarcoma
|
8890/3
|
Oncocytic carcinoma
|
8290/3
|
|
|
Adenoid cystic carcinoma
|
8200/3
|
Fibroepithelial tumours
|
|
Acinic cell carcinoma
|
8550/3
|
Fibroadenoma
|
9010/0
|
Glycogen-rich clear cell carcinoma
|
8315/3
|
Phyllodes tumour
|
9020/1
|
Sebaceous carcinoma
|
8410/3
|
Benign
|
9020/0
|
Inflammatory carcinoma
|
8530/3
|
Borderline
|
9020/1
|
Lobular neoplasia
|
|
Malignant
|
9020/3
|
Lobular carcinoma in situ
|
8520/2
|
Periductal stromal sarcoma, low grade
|
9020/3
|
Intraductal proliferative lesions
|
|
Mammary hamartoma
|
|
Usual ductal hyperplasia
|
|
|
|
Flat epithelial atypia
|
|
Tumours of the nipple
|
|
Atypical ductal hyperplasia
|
|
Nipple adenoma
|
8506/0
|
Ductal carcinoma in situ
|
8500/2
|
Syringomatous adenoma
|
8407/0
|
Microinvasive carcinoma
|
|
Paget disease of the nipple
|
8540/3
|
Intraductal papillary neoplasms
|
|
|
|
Central papillloma
|
8503/0
|
Malignant lymphoma
|
|
Peripheral papilloma
|
8503/0
|
Diffuse large B-cell lymphoma
|
9680/3
|
Atypical pailloma
|
|
Burkitt lymphoma
|
9687/3
|
Intraductal papillary carcinoma
|
8503/2
|
Extranodal marginal-zone B-cell lymphoma of MALT type
|
9699/3
|
Intracystic papillary carcinoma
|
8504/2
|
Follicular lymphoma
|
9690/3
|
Benign epithelial proliferations
|
|
|
|
Adenosis including variants
|
|
Metastatic tumours
|
|
Sclerosing adenosis
|
|
|
|
Apocrine adenosis
|
|
Tumours of the male breast
|
|
Blunt duct adenosis
|
|
Gynaecomastia
|
8500/3
|
Microglandular adenosis
|
|
Carcinoma
|
8500/2
|
Adenomyoepithelial adenosis
|
|
Invasive
|
|
Radial scar/complex sclerosing lesion
|
|
In situ
|
|
Morphology code of the International
Classification of Disease for Oncology (ICD-O) and the Systematized
Nomenclature of Medicine (http://snomed.org).
Behaviour is coded/0 for benign tumours, /2
for in situ carcinomas and grade 3 intraepithelial neoplasia, 3/ for malignant
tumours, and /1 for borderline or uncertain behaviour.
Adapun stadium
Tumor berdasarkan
klasifikasi TNM.7
Keterangan:
T : ukuran tumor primer
Tis: karsinoma in situ; T1: tumor dengan
diameter ≤ 20mm; T2 : tumor dengan diameter 21-50mm; T3 : tumor > 50mmm’ T4
: tumor dengan ukuran berapapun tetapi sudah meluas secara langsung ke dinding
dada atau kulit dan adanya karsinoma inflamatori.
N : Limfonodus regional.
N0: tidak ada metastasis ke limfonodus
regional; N1 : metastasis limfonodus ipsilateral yang dapat digerakkan; N2 :
metastasis limfonodus ipsilateral terfiksir; N3: metastasis ipsilateral supra
atau infraklavikular atau limfonodus payudara internal.
M : metastasis jauh
M0 : tidak ada
metastasis jauh;M1: metastasis jauh.
Derajat histologi
Modifikasi Bloom-Richardson. 1,2,8
Derajat
histopatologik sesuai dengan Elston and Ellis berdasarkan pada sistem grading oleh Bloom and Richardson.
1,2,8
Karakteristik klinis yang dapat
dijumpai pada karsinoma duktal invasif diantaranya 1 :
adanya massa, nodular yang asimetri (umumnya terlihat
setelah menstruasi), terdapat abses pada payudara yang tidak menyembuh dengan
medikamentosa, kista yang persisten atau rekuREN.
Terdapat rasa nyeri (terutama jika disertai dengan massa), bersifat
persisten dan sulit diterapi, pada perempuan menopause umunya nyeri unilateral.
Adanya nipple discharge bisa dijumpai pada semua wanita dengan usia >
50 tahun, jika usia wanita < 50 tahun dijumpai discharge bilateral bahkan
hingga menimbulkan bercak, terdapat darah pada discharge, atau discharge
didapati pada duktus tunggal yang persisten. Tanda klinis lainnya antara lain retraksi
areolar, distorsi, eksim, perubahan kontur kulit (peau de orange) serta riwayat kanker
payudara pada keluarga.1
Kalsifikasi
merupakan gambaran mammografi yang paling sering dijumpai pada karsinoma duktal
invasif. Bahkan sebuah literatur menyebutkam, kalsifikasi terlihat pada 88%
mammogram kanker invasif. Kalsifikasi juga memiliki keterkaitan kuat dengan
grading histologi dari kanker payudara invasif. Kalsifikasi komedo berhubungan
erat dengan kanker invasif grade 3. Serupa dengan hal ini, dijumpai kaitan
antara mikrokalsifikasi granular (kalsifikasi non komedo) dengan grading kanker
invasif.5
Gambaran makroskopik
dari tumor-tumor ini tidak spesifik. Terdapat variasi yang berbeda dalam ukuran
tumor, dari dibawah 10mm hingga melebihi
100mm.1
Konfigurasinya dapat berupa lesi nodular,
iregular atau stellate. Batas tumor biasanya sulit ditentukan. Secara
umum, karsinoma duktal invasif keras pada saat dipalpasi dan terasa seperti berpasir
saat dipotong dengan pisau. Warna permukaan tumor umumnya abu-abu keputihan
dengan garis-garis kekuningan.1
Morfologi
histopatologinya bervariasi pada setiap kasus. Secara arsitektur sel-sel tumor
tersusun dalam kelompokan atau cords dan trabekulae sementara beberapa
tumor memiliki karakteristik didominasi pola yang solid atau infiltratif
sinsitial dengan sedikit stroma.1
Pada sebagian kasus, diferensiasi kelenjar dapat
terlihat sebagai struktur tubular dengan central lumina pada
kelompok-kelompok sel tumor.1
Sel-sel karsinoma nya
juga memiliki gambaran yang bervariasi. Sitoplasma banyak dan eosinofilik.
Nuklei dapat regular, monoton ataupun sangat pleomorfik dengan nukleoli yang
prominen bahkan multipel. Aktivitas mitotik dapat dijumpai atau bahkan tidak
ada.1
Penatalaksanaan utama bagi karsinoma duktal
invasif payudara adalah pembedahan. Teknik yang biasa dipakai adalah modified
radical mastectomy yang bertujuan untuk mengeksisi payudara beserta diseksi
axilla. Jika tanpa disertai diseksi
axilla maka teknik operasinya adalah simple
mastectomy. Belakangan ini
berkembang breast conserving
cancer surgery, dimana tumor
primer pada payudara diekstirpasi dan digunakan beberapa teknik untuk
mempertahankan payudara semaksimal mungkin. Teknik-teknik ini diantaranya
adalah quadrantektomi, eksisi segmental dan lumpektomi.10
Radioterapi jika
tumor masih pada stadium awal diawali dengan dosis 4500 hingga 500 cGy dan 1000
hingga 1500 cGy. Kemoterapinya
termasuk AC
(doxorubicin dan cyclophosphamide), CMF (cyclophosphamide, methotrexate dan 5-fluorouracil). AC dilanjutkan oleh taxane, EC, CAF (cyclophosphamide,
doxorubicin, 5-FU), CEF (cyclophosphamide, epirubicin, 5-FU), FAC (5-FU,
doxorubicin, dan cytoxan), TAC (taxotere, adriamycin, and cytoxan).11
Untuk antiestrogen dapat diberikan Tamoxifen,
anastrozole, letrozole dan exemestane.11
Pada kondisi metastase diberikan trastuzumab,
capecitabine dan abraxane.11
Prognosis
umumnya baik jika segera mendapat penanganan yang adekuat.
KESIMPULAN
Pemeriksaan dini pada kanker payudara sangat dibutuhkan untuk mendapatkan prognosis yang baik.
Pengetahuan yang mendalam mengenai penyakit ini penting bagi penatalaksanaan
yang adekuat.
KEPUSTAKAAN
1.
Ellis IO, Schnitt SJ, Sastre-Garau X, et.al. Invasive breast
carcinoma. Dalam : Tavassoli FA, Devilee A. Tumours of the
breast and female genital organs. World Health Organization Classification of
Tumours – Pathology and Genetics. Lyon. IARC Press, 2005. Hal : 13-25.
2.
Rosen PP. Rosen’s breast pathology. 2009. Lippincott
Williams and Wilkins. Philadelphia. Pp : 358-95.
3.
Alfred DC, Mohsin SK, Fuqua SAW. Histological and biological
evolution of human premalignant breast disease. Endocrine-Related Cancer 2001; 8 : 47-61.
4.
Singletary SE. Locally advanced breast cancer. Dalam :
Winchester DJ, Winchester DP. Atlas of clinical oncology – Breast cancer. 2000.
BC Decker Inc. London. pp: 163.
5.
Evans A, Pinder S. Invasive carcinoma. Dalam : Evans A,
Pinder S, Wilson R, Ellis I. Breast calcification – diagnostic manual. 2002.
Greenwich Medical media. London. pp : 55-66.
6.
Parker CP, Kalisher L. Breast imaging of the day. RadioGraphics
1997 ; 17:1011-3.
7.
Baquet CR, Mishra SI, Commiskey P, Ellison GL, DeShields M.
Breast cancer epidemiology in blacks and whites : disparities in incidence,
mortality, survival rates and histology. Journal of the National Medical
Association 2008; 100(5): 480-7.
8.
Le Doussal V, Tubiana-Hulin M, Friedman S, Hacene K,
Spyratos F, Brunet M. Prognostic value of histologic grade nuclear components of
Scarff-Bloom-Richardson (SBR) – an improved score modification based on a
multivariate analysis of 1262 invasive ductal breast carcinomas. Cancer
1989;64 : 1914-21.
9.
Pervez A, Khan H. Infiltrating ductal carcinoma breast with
central necrosis closely mimicking ductal carcinoma in situ (comedo type): a
case report. Journal of Medical Case Reports 2007, 1:83.
10.
Jatoi I, Kaufmann M, Petit JY. Atlas of breast surgery.
2006. Springer. New York. pp: 61-4.
11.
Mirshahidi HR, Abraham J. Breast cancer. Dalam : Abraham J,
Gulley JL, Allegra CJ. Bethesda handbook of clinical oncology 2nd
ed.2005. Lippincott Williams and Wilkins. Philadelphia. pp :155-70.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar