AMELOBLASTOMA PADA MAKSILA
Pendahuluan
Ameloblastoma merupakan tumor jinak
yang berasal dari odontogenik ektoderm yang secara lokal bersifat agresif
invasif. Insiden ameloblastoma sekitar 1% dari seluruh tumor oral. Mandibula
lebih sering terkena amelobalstoma empat kali lipat jika dibandingkan dengan
maksila. Tidak ada perbedaan jenis kelamin untuk terkena ameloblastoma.1
Walaupun
tumor dapat mengenai berbagai usia, dalam literatur dikatakan bahwa usia
termuda yang penderita ameloblastoma usia 21 bulan, rata-rata penderita pada
dekade ketiga dan keempat.1,2
Lokasi yang paling sering pada mandibula bagian posterior, yaitu pada regio molar.
Tumor relatif jarang dijumpai pada regio anterior.3
Tinjauan Pustaka
Ameloblastoma
(adamantinoma) merupakan tumor tersering dijumpai rahang yang berasal dari
epitel odontogenik. Ameloblastoma dijumpai 1% dari seluruh tumor oral dan
bentuk kistik merupakan jenis yang tersering dijumpai pada mandibula.2 Lebih
dari 80% tumor dijumpai pada mandibula dan 70% berada regio ramus molar. Massa tumor dapat bersifat kistik, solid
atau campuran dari keduanya. Keadaan yang paling sering dijumpai adalah
terjadinya degenerasi kistik sehingga menimbulkan krepitasi pada saat dilakukan
palpasi.4
Etiologi
Tumor dapat berasal dari epitel pelapis
kista dentigerous, dari sisa lamina dental dan organ enamel atau dari membran
basalis mukosa oral sehingga memberikan gambaran histologis yang berbeda-beda.2,3,4
Insiden
Ameloblastoma dapat terjadi pada semua umur. Usia
paling muda dijumpai pada usia 21 bulan dan rata-rata penderita pada dekade
ketiga dan keempat. Tidak ada perbedaan jenis kelamin untuk terkena
ameloblastoma.1,2,3,4,5
Klasifikasi Tumor Jinak Odontogenik pada rahang
I.
Epithelial odontogenic tumors (With no inductive change
in connective tissue)
1.
Ameloblastoma
2.
Odontogenic adenomatoid tumor (Adenomatoid odontogenic
tumor)
3.
Calcifying epithelial odontogenic tumor (Pindborg
tumor)
II.
Mixed odontogenic tumors – Epithelial and Mesenchymal
(With inductive change in connective tissue)
1.
Ameloblastic fibroma
2.
Ameloblastic odontoma
3.
Ameloblastic fibroma-odontoma
4.
Odontomas
III.
Mesenchymal Odontogenic Tumors
1.
Odontogenic myxoma (myxofibroma)
2.
Odontogenic fibroma
3.
Cementifying (ossifying) fibroma
4.
Benign cementoblastoma3
Gambaran Klinik
Pada umumnya ameloblastoma bersifat asimptomatik dan tumor jarang
ditegakkan pada masa awal perkembangan. Secara klinik pertumbuhan tumor
relatif lambat dan kadang-kadang tidak
disertai dengan pembengkakan intraoral. Pada beberapa kasus disertai dengan
keluhan nyeri, hilang rasa, sakit gigi, gigi yang bergeser, mal-oklusi,
ulserasi, berhubungan ke sinus, obstruksi nasal dan epistaksis. Fraktur
patologik jarang dijumpai.1 Perjalanan penyakit dapat berlangsung
dari beberapa minggu sampai puluhan tahun.2
Ameloblastoma bersifat invasif dan
mempunyai kecenderungan untuk rekuren. Metastasis dapat terjadi bila telah
menjadi ameloblastoma malignan dan tempat yang tersering adalah paru dan sistem saraf pusat.2,7
Patologi
Diagnosis ameloblastoma dapat ditegakkan
secara pemeriksaan biopsi aspirasi. Pada sediaan hapus didapatkan sel-sel
basaloid dengan inti bentuk bulat atau spindel yang tersusun dalam
kelompokan-kelompokan atau gambaran pseudopapiler. Kadang-kadang dapat
dijumpai sel-sel epitel tatah dengan atau tanpa mengalami keratinisasi.6
Secara
makroskopis, massa
dapat berupa solid, kistik atau multikistik dan intraoseseus atau ekstraosseus,
tetapi jarang unikistik.7
Secara
mikroskopis, ameloblastoma tersusun atas kelompokan sarang-sarang yang berasal
dari epitel ameloblastik yang dipisahkan oleh jaringan ikat.1
Dijumpai beberapa subtipe pada
ameloblastoma, yaitu folikular, pleksiform, akantomatous, papilliferous-keratotik,
granular cell, desmoplastik, vaskular
dan ameloblastoma yang diinduksi oleh dentinoid (dentinoameloblastoma). Secara
umum gambaran yang paling dominan adalah subtipe folikular dan pleksiform yang
sangat menyerupai gambaran organ epitel dental. Pada tipe folikular, epitel
bagian dalam dental dilapisi oleh pelapis epitel torak dengan polarisasi inti
yang menjauhi membran basalis. Bagian tengah dari pulau-pulau epitel terdiri dari
sel-sel yang membentuk retikulum stellata. Bila terjadi metaplasia pada sel-sel
epitel tatah akan menyebabkan terjadinya gambaran akantomatous. Pada subtipe
pleksiform, menunjukkan massa yang irregular dan gambaran seperti
jari-jari (interdigitating) dengan
stroma yang minimal. Kadang-kadang pada stroma dapat dijumpai multinucleated giant cell..1,2,7,8,9,10
Imunohistokimia
Secara
imunohistokimia, ameloblastoma memberikan reaksi positif kuat terhadap keratin
yang mengelilingi lapisan dentin yaitu dengan
CK5 dan CK14, sedangkan untuk melihat adanya retikulum stellata dengan
CK8, CK18 dan CK19.2,7
Diagnosis
Diagnosis ameloblastoma tidak dapat
ditegakkan hanya berdasarkan radiologi saja. Secara radiologi, apabila djumpai
gambaran multinodular overlapping
akan memberikan gambaran soap-bubble
atau honeycomb appearance. Secara
patologi, untuk pemeriksaan awal dapat dilakukan biopsi aspirasi.1
Diagnosis banding
Sebagai diagnosis ameloblastoma
adalah kista odontogenik dan squamous
cell carcinoma sebagai varian dari akantomatous ameloblastoma.7
- Maxillary Ameloblastoma, available at : http://www.cancer.org
- Rosai, Juan, Ackerman’s Surgical Pathology, 8th edition, Mosby, 1996, p. 271-4.
- Odontogenic Tumor, available at : http://www.OdontTumors.pdf
- Odontogenic Adenomatoid Tumor (Adenoameloblastoma), available at : http://www.chapter14OdontogenicBenignTumorsoftheJaw.com
- Kissane, John M., Anderson’s Pathology, volume II, ninth edition, Mosby, 1985, p. 1121-2.
- Orell, Svante R. et all, Fine Needle Aspiration Cytology, fourth edition, Elsevier, 2005, p. 52.
- Maxillary Ameloblastoma, available at : http://www.bcm.edu./
- Gowing, N.F.C., A Colour Atlas of Tumour Histopathology, Wolfe, 1980, p.29.
- Rubin, Emanuel, Pathology, volume II, third edition, Lippincott Williams & Wilkins, 1999, p.1310-1.
- Mills, Stacey E., Stenberg’s Diagnostic Surgical Pathology, fourth edition, volume 1B, Lippincott Williams & Wilkins, 2004, p. 922-4.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar