GENETIKA KANKER
Pendahuluan
Kanker adalah salah satu dari masalah-masalah berat dan
yang paling sering dijumpai pada kedokteran klinis. Konsep dari kanker sebagai
suatu penyakit genetik adalah relatif baru. Meskipun demikian, banyak kanker,
seperti penyakit-penyakit lain yang menunjukkan gambaran-gambaran dari
pewarisan genetik multifaktor, mempunyai suatu komponen genetik signifikan pada
orang tertentu menjadi lebih rentan
terhadap pengembangan malignansi tertentu
sebagai suatu hasil dari defek-defek genetik yang berpredisposisi
terhadap kanker. Kanker adalah hasil dari mutasi-mutasi di dalam sel-sel
somatik dan juga melibatkan ekspresi dari satu rangkaian gen.1
Di masa lalu, virus dan paparan agen lingkungan seperti radiasi pengion di
percaya sebagai penyebab kanker. Sekarang dikenal penyebab utama kanker adalah
mutasi gen dan ketika agen karsinogenik dilibatkan, karsinogenik
ini bekerja untuk memicu terjadinya mutasi. Mutasi mengakibatkan gen-gen yang
mempengaruhi kanker bertanggungjawab untuk proliferasi sel, perkembangan sel,
dan aktivitas seluler fundamental lain. Bilamana regulasi normal diubah, pertumbuhan
tak terkendali di mulai dan suatu tumor maligna berkembang.1
Dalam
inti sel terdapat kromosom yang spesifik untuk individu. Kromosom merupakan
makromolekul yang besar dan tunggal. Rantainya sangat panjang yang tersusun
dari bagian-bagian DNA yang terdiri dari banyak gen, elemen regulasi dan rangkaian
nukleotida. 2,3
Sel
normal manusia mengandung 22 pasang kromosom autosomal, masing-masing berasal
dari paternal dan maternal dan sepasang kromosom sex yaitu kromosom XY
(laki-laki) dan XX (perempuan), sehingga jumlah kromosom sel normal manusia
adalah 23 pasang. Dalam siklus suatu sel, kromosom tersebut akan menggandakan
diri kemudian sel membelah menjadi 2 buah sel anak sesuai dengan aslinya. 2,3,4
Informasi
genetik yang dijumpai pada setiap sel kanker tidak sama. Semua sel kanker
adalah hasil dari sebuah proses akumulasi genetik yang berkembang dari
perubahan bentuk sel termasuk di dalamnya perubahan variasi pada struktur
seluler DNA, misalnya DNA point mutation,
delesi, amplifikasi atau bentuk DNA baru. 4,5,6
Transformasi
sel itu terjadi karena mutasi gen yang mengatur pertumbuhan dan differensiasi
sel, yaitu protoonkogen atau suppressor gen (antionkogen) terganggu. Spektrum
kerusakan itu dapat ringan dan terbatas sampai berat serta luas. 4
Adanya
hubungan antara kelainan kromosom dengan keganasan sudah diduga sejak lama.
David von Hansemenn (1890) menemukan adanya mitosis dan inti sel yang tidak
beraturan pada hasil biopsi jaringan kanker. Kemudian penemuan yang paling
spektakuler adalah tahun 1960 Nowelli dan Hungerford menemukan kelainan
kromosom pertama pada manusia, yaitu pada penderita leukemia granulositik
kronik yaitu kromosom Philadelphia (Ph1). 3
Kromosom
Kata
kromosom berasal dari kata chroma (warna) dan soma
(badan).1 Kromosom pertama kali dijumpai pada sel tumbuhan oleh
suatu ahli botanis dari Swiss, yang bernama Karl Wilhelm von Nägeli pada tahun
1842. Dan pada tahun 1846–1910, kromosom ditemukan juga pada cacing Askaris
oleh ilmuan Belgia, bernama Edovarel van Beneden. Dengan menggunakan pewarnaan Basophilic aniline ditemukan teknik baru
untuk melihat strain material kromatin di dalam inti sel. Kromatin terdiri dari
molekul DNA. Ada 2 macam kromatin, yaitu :
1.
Heterochromatin atau condens chromatin yang berwarna lebih
gelap pada pengecatan dengan Hematoxylin Eosin.
2.
Euchromatin atau extended chromatin yang berwarna lebih
terang. 2,4,6
Pada
pewarnaan ini, kromosom akan terlihat jelas pada fase mitosis. Sedangkan struktur
kromosom pada interfase hanya terlihat bintik-bintik basofil yang disebut
kromatin. 4
Pada
inti sel eukariotik kromosom dibentuk oleh protein (tersusun oleh
histon-histon) menjadi kromatin untuk dapat menjadi molekul yang besar supaya
dapat masuk kedalam inti sel. 1,2,4,6,7
Struktur
Kromosom
Gen-gen
pada sel eukariotik tersebar pada sejumlah kromosom linier yang ukuran dan
jumlahnya berbeda-beda. Kromosom eukariotik terkondensasi melalui pengemasan
DNA secara bertahap. 3
Kromosom
berbentuk seperti huruf H atau X dengan sentromere sebagai pusatnya dan dua
telomere (lengan), yaitu lengan pendek “p” dan lengan panjang “q”. Panjang
lengan–lengan kromosom itu tidak sama. Sentromere ada yang terletak di
pertengahan kromosom (sentral), jauh dari pertengahan (submetasentral) atau di
ujung (acrosentral). Telomere dibagi menjadi “region” yang merupakan daerah
terang dan gelap, diberi nomor dari 1 sampai dengan 4 dihitung dari sentromere.
Masing-masing region band dibagi lagi
menjadi band nomor 1 sampai band nomor 6, dan masing-masing band lagi dibagi menjadi “sub-band” yang ditulis angka desimal di
belakang nomor band. 1,2,3,4
Kromosom
itu berupa benang panjang kromomer yang dibungkus oleh nukleofilamen sebesar ±
250–300 Å berbentuk spiral panjang yang bila dibentangkan panjangnya rata-rata
45 mm dan bila seluruh kromosom disambung–sambung dapat mencapai 1 m. 1,2,3,4,6
Pada
manusia kromosom rata-rata terdiri dari 130x106 pasangan basa
nukleotida yang merupakan genom. Nukleosom terdiri dari benang rangkap DNA yang
berpilin dan melilit sebanyak 2 kali yang mengelilingi histon yang berbentuk
segi delapan (oktamer) atau bulat seperti mutiara. Sekitar 200 pasang basa (pb)
DNA mengelilingi suatu badan berbentuk pola yang tersusun oleh histon-histon
(H2a, H2b, H3, H4) dan sekitar 50 pb DNA menghubungkan satu nukleosom dengan
nukleosom yang lainnya. 1,6,7
Kromosom
adalah suatu makromolekul yang sangat besar yang terdiri dari DNA (Deoxyribo
Nucleic Acid) yang merupakan polimerisasi molekul protein nukleotida yang lebih
kecil. Kromosom terdiri dari : DNA, RNA, protein inti. Protein inti ini terdiri
dari protamin yang mengelilingi DNA, histon yang merupakan tempat benang ganda
DNA melilit membentuk nukleosom, enzim seperti DNA Polimerase, RNA Polimerase
serta protein non histon. Molekul RNA disintesa dari DNA dan berperan dalam
sintesa protein di dalam sitoplasma. 6,7
Basa
di nukleotida membentuk ikatan hidrogen secara spontan dan dengan cara yang
amat spesifik. Dalam molekul nukleotida adenine (A) selalu berpasangan (base
pair) dengan timine (T) menjadi ikatan A-T atau T-A dan sitosin mengikat
guanine menjadi ikatan C-G atau G-C. Jika adenine terletak pada utas rantai
cetakan, maka timine pada rantai komplementernya atau sebaliknya. Demikian pula
bila sitosin pada rantai cetakan maka guanine pada rantai komplementernya atau
sebaliknya. Basa purin dengan pirimidin di ikat oleh hidrogen. Pasangan basa
purin pirimidin di ikat oleh fosforibose pada atom C3- atau C5-
1,2,6,7
Karyotipe
Kromosom
Karyotipe
adalah suatu teknik yang digunakan untuk menentukan nomor dari kromosom pada
organisme eukariotik dan bisa digunakan untuk menentukan jenis kelamin dan
adanya kelainan pada kromosom. Deskripsi suatu karyotipe dimulai dengan menyebutkan
secara berurutan: jumlah total kromosom diikuti oleh koma lalu kromosom sex.
Karyotipe pria normal adalah 46, XY dan seorang wanita normal adalah 46, XX. 1,3
Untuk
menunjukkan suatu kelainan kromosom yang bersifat struktural, digunakan
singkatan 3 huruf atau 1 huruf, sedangkan nomor kromosom atau kromosom–kromosom
yang mengalami kelainan tersebut diletakkan diantara tanda kurung langsung
setelah singkatan yang menunjukkan kelainan tersebut.
Beberapa contoh kelainan struktural yang umum :
46,XX,t(9;22)(q34;q11), menunjukkan karyotipe
wanita dengan translokasi antara kromosom 9 dan 22 dengan breakpoint pada band q34 kromosom 9 dan band q11 kromosom 22.
46,XX,inv(3)(q26q29), menunjukkan bahwa karyotipe wanita terjadi
perputaran 1800 pada segmen antara q26 dan q29 kromosom 3 sehingga
tampak terbalik meskipun segmen lainnya normal.1,3
DNA
DNA
adalah dasar kimia hereditas dan di organisasi kedalam sel yang menjadi unit
fundamental informasi genetika. Peragaan yang memperlihatkan bahwa DNA yang
mengandung informasi genetika dilakukan pertama kali pada tahun 1944 oleh
Avery, Macleod dan McCarty.
Sifat
kimia unit deoksinukleotida monomer pada DNA yaitu; deoksiadenilat, deoksiguanilat, dan timidilat. Unit monomer DNA ini dipertahankan dalam bentuk
polimerik lewat jembatan 3’,5’-fosfodiester yang merupakan untai tunggal . Satu
unit dari monomer dinamakan nukleotida, sehingga DNA ini tergolong sebagai
polinukleotida. 1,2,4,6
Rantai
DNA memiliki lebar 22-24 Å, sementara panjang satu unit nukleotida 33 Å.
Walaupun unit monomer unit monomer ini sangatlah kecil, DNA dapat memiliki
jutaan nukleotida yang terangkai seperti rantai. Kromosom manusia terdiri dari
220 juta nukleotida. 1,2,3,4,5,6,7
Informasi
DNA (kode genetik) terletak dalam rangkaian yang didalamnya tersusun monomer
deoksiribonukleotida purin dan pirimidin. Salah satu ujungnya mempunyai gugus
terminal 5’-hidroksil atau fosfat sedangkan yang lainnya 3’-fosfat atau
hidroksil. Karena informasi genetika terletak dalam urutan unit monomer di
dalam polimer, maka harus ada suatu mekanisme untuk reproduksi atau replikasi
informasi yang spesifik ini dengan derajat ketepatan yang tinggi. Hasil dari
replikasi DNA ini akan menghasilkan molekul DNA yang untai ganda sebagaimana
yang diajukan oleh Watson, Crick, Wilkins pada awal tahun 1950. 1,2,3,4,5,6,7
Struktur DNA
Masing-masing nukleotida terdiri dari tiga bagian utama,
yaitu :
1.
Gula berkarbon lima (pentosa)
2.
Basa organik heterosiklik yang mengandung nitrogen dan
berbentuk datar, basa nitrogen pada setiap nukleotida berikatan dengan gula
secara kovalen melalui ikatan glikosilik.
3.
Gugus fosfat bermuatan negatif. 2,7
Terdapat
2 jenis basa nitrogen, yaitu pirimidin yang bercincin tunggal dan mempunyai
molekul yang besar dan purin yang bercincin ganda dan mempunyai molekul yang
kecil. Basa pirimidin terdiri dari Sitosin (C), Timine (T) dan Urasil (U) serta
basa purin yang terdiri dari Adenine (A) dan Guanine (G). Timine hanya terdapat
pada DNA sedangkan Urasil terdapat pada RNA. Pada tiap untai polinukleotida DNA
dan RNA, nukleotida-nukleotida yang bersebelahan digabungkan secara kovalen
melalui ikatan fosfidiester antara karbon 3’ dan karbon 5’ dari nukleotida
lainnya. 2,6,7
Dalam
molekul DNA beruntai ganda, informasi genetika terletak dalam rangkaian
nukleotida pada satu untai, yaitu untai cetakan (template strand); untai yang berlawanan letaknya dianggap sebagai
untai pengkode (coding strand) karena
cocok dengan transkrip RNA yang mengkode protein. Dua untai ini disatukan oleh
ikatan hidrogen, terpilin di sekeliling sebuah sumbu sentral dalam bentuk
heliks ganda. 2,3,4,6,7
Replikasi DNA
Pada
replikasi DNA, rantai DNA baru dibentuk berdasarkan urutan nukleotida pada DNA yang digandakan.
Replikasi merupakan proses pelipatgandaan DNA. 2,4,6,7
Replikasi
DNA dimulai dengan garpu replikasi bergerak kedua arah dari situs yang
mempunyai titik awal replikasi yang disebut dengan ARS (Autonomously Replicating Sequences). Pada ARS ini terjadi
denaturasi dan pelepasan lilitan untai ganda pada DNA (dsDNA) oleh enzim
helikase DNA menjadi ssDNA (single stranded DNA). Satu untai menjadi rantai cetakan
dan satu untai lagi akan menjadi rantai komplementernya. 4,6,7,9,10
Utas
rantai DNA cetakan berfungsi membentuk mRNA dengan bantuan enzim RNA
polymerase, yang sesuai dengan sandi genetika dalam utas cetakan. Dalam utas
rantai DNA cetakan ada bagian yang disebut dengan exon yaitu bagian yang mengandung sandi genetika dan intron yaitu bagian yang tidak
mengandung sandi genetika. Rangkaian kodon yang dibutuhkan untuk membentuk
molekul polipeptida disebut sistron. 7
Setelah
rantai DNA cetakan terbuka enzim RNA polymerase mengikat nukleotida-nukleotida
bebas dalam inti dan menempelkannya pada utas triplet sandi genetik yang
terbuka, sehingga terbentuklah rantai mRNA yang merupakan kodon atau bayangan
cermin dari triplet sandi genetik pada rantai DNA cetakan. 1,4,6,7,9
Jumlah
gen (kodon) yang diperlukan untuk membentuk protein tergantung dari banyaknya
asam amino dalam protein yang akan dibentuk. Untuk membentuk satu asam amino
dibutuhkan 3 atau lebih kodon. Disamping itu ada pula kodon untuk tanda mulai
membentuk mRNA (triplet AUG) dan kodon untuk tanda stop membentuk mRNA (UUA,
UAG, UGA). 4,6,7,9
Contoh kodon dan asam amino yang dibentuk:
1.
UGG =
Triptofan
2.
UAA, UUC =
Lisin
3.
UUU, UUC =
Fenilalanin
4.
AUU, AUC, AUA = Isolisin
5.
GCU, UCC, CCA, CCG = Alanin
6.
CCU, UCC, CCA, CCG =
Prolin
7.
AUG =
Mulai bekerja
8.
UUA, UAG, UGA = Berhenti bekerja 4,7
Proses
replikasi DNA ini merupakan proses yang rumit namun teliti. Proses sintesis
rantai DNA baru memiliki suatu mekanisme yang mencegah terjadinya kesalahan
pemasukan monomer yang dapat berakibat fatal. Karena mekanisme ini kemungkinan
terjadi kesalahan sintesis amatlah kecil. 7
Daerah
DNA yang mengalami kerusakan akan menggandakan diri, kemudian sel akan membelah
menjadi 2 sel anak sesuai dengan aslinya. Replikasi DNA terjadi di tengah interfase;
periode ini disebut S–fase (S = sintesis). 6,7,8
Gen
Dalam penggunaan umum, gen adalah
sekuens DNA kromosom yang diperlukan untuk menghasilkan produk fungsional. Gen
mencakup tidak hanya sekuens kode, tapi juga sekuens nukleotid yang diperlukan
untuk ekspresi yang sempurna dari gen.1
Sampai akhir tahun 70-an, gen
dilihat hanya sebagai segmen molekul DNA yang mengandung kode untuk sekuens
asam amino dari rantai polisakarida dan sekuens pengatur yang diperlukan untuk
ekspresi. Sekarang keterangan tentang gen yang demikian tidak lagi mencukupi.
Nyatanya hanya sedikit gen yang berada sebagai sekuens kode berkelanjutan,
daripada kebanyakan gen di interupsi oleh satu atau lebih daerah-daerah tidak berkode.
Sekuens-sekuens pengantara atau intron, mulanya di transkrip ke dalam RNA di
dalam inti tapi tidak terdapat di dalam mRNA matang di dalam sitoplasma dan
dengan demikian tidak terdapat pada produk akhir.1
Siklus
Pertumbuhan Sel
Siklus pertumbuhan sel dapat dibedakan secara
morfologi dan biokimia.
1)
Siklus pertumbuhan morfologi
a.
Amitosis
Satu sel membelah secara langsung, di tengah-tengah sel menjadi 2 sel
anak yang sama besar seperti induknya.
b.
Mitosis
Pada fase ini sel membelah dalam 2 fase,
yaitu :
b.1. Fase Mitosis
Fase
mitosis ialah fase pada saat sel membelah menjadi 2 sel
anak.
Lamanya fase ini ±2,5–3 jam. Terdiri dari 4
fase :
-
Profase. Pada fase ini didalam inti
selnya ampak adanya kromosom yang berupa benang-benang halus. Sentriol
menggandakan diri dan masing-masing menuju kutub.
-
Metafase.
Pada fase ini
selaput inti dan
nucleolus menghilang. Kromosom
akan mengatur diri
di equator dan membelah menjadi 2 bagian yang sama besar.
-
Anafase. Pada fase ini kromosom
memisahkan diri di equator, separuh menuju equator dan separuh lagi menuju
sentriole di kutub selatan.
- Telofase.
Pada fase ini sitoplasma akan memisah menjadi 2 bagian, selaput inti tampak
lagi dan sel terbelah menjadi 2 sel anak yang baru.
b.2. Fase Interfase
Pada fase ini sel tidak membelah lagi. Sel anak yang masih muda yang baru
terbentuk berkembang menjadi dewasa, yang masing-masing hanya mengandung
kromosom yang terdiri dari satu untai rantai tunggal DNA (haploid). Mendekati
akhir interfase sebelum masuk ke fase meiosis, terjadi sintesa DNA, enzim dan
protein baru lainnya dan terjadi replikasi rantai tunggal menjadi rantai ganda
DNA.
c.
Meiosis
Fase ini adalah pembelahan reduksi yang hanya terjadi pada sel-sel
kelamin. Pada dasarnya meiosis terjadi dalam 2 fase yaitu fase I dan fase II.
Pada fase I, terjadi duplikasi kromosom sedangkan pada fase II, menghasilkan
sel sperma dan sel ovarium yang merupakan sel haploid. 4,6,7,9
2)
Siklus pertumbuhan biokimia
Siklus pertumbuhan sel ini
dibedakan menjadi 4 fase, yaitu :
1. Fase G1
Pada fase ini, sel anak yang baru terbentuk setelah mitosis tumbuh
menjadi sel dewasa dan kromosomnya hanya mengandung rantai tunggal DNA
(haploid).
2. Fase S
Pada fase ini dibentuk rantai DNA baru, protein dan enzim. Replikasi DNA
terjadi dengan bantuan enzim DNA polymerase.
3. Fase G2
Pada fase ini dibentuk RNA, protein dan enzim.
4.
Fase M
Pada fase ini hampir tidak ada kegiatan kimiawi. Yang ada hanyalah
pembentukan sel induk menjadi 2 sel anak yang mempunyai struktur yang sama
dengan induknya. 4,6,7,9
Tubuh
manusia dewasa terdiri dari ±50-70 biliun atau triliun sel-sel eukariotik yang
rata-rata besarnya 10mµ. Dalam sel sebanyak itu setiap saat ada saja sel yang
rusak yang perlu diperbaiki dan di reparasi supaya fungsi tubuh tetap normal.
Dalam onkologi yang penting adalah kerusakan gen dalam rantai DNA. 3,5,11,12
Adanya
hubungan antara kelainan kromosom dengan keganasan sudah diduga sejak lama oleh
David von Hansemenn (1890). Pada tahun
1914 Theodore Boveri mengemukakan hipotesisnya yaitu kelainan kromosom
merupakan perubahan seluler yang menyebabkan transisi dari proliferasi normal
menjadi proliferasi yang bersifat ganas. 3
Puncak
masa ini adalah ditemukannya jumlah kromosom manusia yang tepat oleh Albert
Levan dan Joe Hin Tjio. Kemudian Hausckha (1953), Levan (1956) dan Makino
(1956) mengemukakan prinsip-prinsip evolusi yang telah meletakkan dasar bagi modern cancer cytogenic. Penemuan yang
paling spektakuler adalah tahun 1960 Nowelli dan Hungerford menemukan kelainan
kromosom pertama pada manusia, yaitu pada penderita leukemia granulositik
kronik yaitu kromosom Philadelphia (Ph1). 3
Kanker
Kanker
adalah proliferasi sel yang tidak terkontrol, yang tumbuh dengan cepat dan ada
yang tumbuh lambat, tetapi semua sel tidak pernah berhenti membelah.12
Kanker adalah klon, yaitu sekelompok sel dengan kelainan kromosom yang mirip
satu sama lain mempunyai asal usul yang bersifat klonal.13
Kanker disebabkan adanya genom abnormal, yang
terjadi karena ada kerusakan gen yang mengatur pertumbuhan dan diferensiasi
sel. Adanya genom abnormal ini
menimbulkan salah atur, lebih atau kurang aturan. Gen yang mengatur pertumbuhan
dan diferensiasi sel itu disebut protoonkogen
dan supresor gen, terdapat pada
semua kromosom dan banyak jumlahnya. Protoonkogen yang telah mengalami
perubahan sehingga dapat menimbulkan kanker disebut onkogen. Kerusakan itu dapat terjadi pada saat fertilisasi, tetapi
umumnya setelah embryogenesis, setelah sel itu mengadakan diferensiasi atau
setelah dewasa.4,14
Teori
Asal Kanker
Beberapa teori
telah berkembang untuk menjelaskan kanker, banyak teori tersebut yang
mencerminkan atau merupakan respons terhadap kemajuan ilmu-ilmu dasar terbaru
pada waktu tersebut.
Multibenturan dan Multifaktor
Knudson
mengemukakan bahwa karsinogenesis memerlukan dua benturan. Benturan pertama
adalah inisiasi dan karsinogen yang menyebabkannya adalah inisiator. Benturan
kedua yang menginduksi pertumbuhan neoplastik adalah promosi, dan agen
penyebabnya adalah promoter. Berbagai faktor dapat menyebabkan menyebabkan
benturan dan setiap benturan menghasilkan perubahan pada genom sel yang terkena
yang di teruskan pada keturunannya ( yaitu klon neoplastik).
Teori Mutasi Genetik
Kelainan di
dalam genom akibat faktor keturunan, mutasi spontan, atau kerja agen eksternal
dapat menyebabkan kanker jika perubahan terjadi pada gen pengatur pertumbuhan.
Gen ini, yang diketahui sebagai proto-onkogen (onkogen seluler) mengkode
berbagai faktor dan reseptor faktor pertumbuhan. Agen eksternal yang dapat
mempengaruhi gen (mutagen) mencakup karsinogen kimia, radiasi pengion, dan
virus.
Teori Onkogen Virogen
Transformasi
neoplastik dianggap terjadi akibat aktivasi (depressi) rangkaian DNA spesifik
yang diketahui sebagai gen pengatur
pertumbuhan atau proto-onkogen.
Aktivasi adalah
konsep fungsional tentang kerja pengaturan pertumbuhan normal yang diubah
menjadi onkogenesis.
Aktivasi dapat
terjadi melalui beberapa mekanisme:
1.
Mutasi proto-onkogen
2.
Translokasi ke bagian genom yang lebih aktif
3.
Insersi virus onkogenik pada daerah sekitarnya
4.
Amplifikasi (produksi banyak salinan proto-onkogen)
5.
Pengenalan onkogen virus
6.
Derepresi (kehilangan pengendali penekan)
Hasil gen yang
teraktivasi secara fungsional kemudian di rujuk sebagai “onkogen teraktivasi”
(onkogen mutan, jika struktur berubah) atau hanya sebagai onkogen selular
(c-onc).
Virus RNA tertentu mengandung
rangkaian asam nukleat yang saling melengkapi dengan proto-onkogen dan dapat
menghasilkan rangkaian DNA virus yang unsur pokoknya identik. Rangkaian ini di
istilahkan sebagai onkogen virus (v-onc).
Virus onkogenik DNA juga tampak
mengandung rangkaian DNa virus yang berfungsi sebagai onkogen dan di insersi
langsung ke dalam genom sel pejamu. Namun, sel pejamu normal yang terinfeksi
tidak tampak mengandung rangkaian DNA intrinsic (onkogen selular) yang analog
dengan onkogen virus DNA.
Teori Epigenetik
Menurut teori epigenetik, dasar
perubahan selular tidak terjadi di dalam apparatus genetik sel, tetapi pada
pengaturan ekspresi gen, khususnya produk protein gen pengatur pertumbuhan.
Bukti utama peran mekanisme
epigenetik pada neoplasma berasal dari kanker yang disebabkan oleh bahan kimia
tertentu dengan efek yang tidak diketahui terhadap apparatus genetik sel. Kerja
beberapa bahan kimia ini antara lain mengikat protein sitoplasma, dan kerja ini
berubah protein-protein ini yang dianggap berperan pada perkembangan beberapa
neoplasma, mungkin sebagai promoter.
Teori Kegagalan Surveilan Imun
Teori surveilan
imun meliputi beberapa konsep:
- Perubahan neoplastik sering terjadi di dalam sel tubuh
- Akibat perubahan DNA, sel neoplastik menghasilkan molekul-molekul baru (neo-antigen, antigen terkait tumor)
- Sistem imun tubuh mengenali neoantigen ini sebagai benda asing dan meningkatkan respons imun sitotoksik yang menghancurkan sel neoplastik
- Sel neoplastik menghasilkan menghasilkan neoplasma yang terdeteksi secara klinis hanya jika sel ini luput dari pengenalan dan penghancuran oleh sistem imun
Bukti yang menyokong surveilan imun didasarkan pada pengamatan tingginya
insidensi neoplasma pada banyak keadaan imunodefisiensi dan pada resipien transplant
yang menerima obat penekan imun. Pengamatan bahwa kanker adalah penyakit pada
usia lanjut dapat dihubungkan dengan kegagalan progresif surveilan imun karena
adanya peningkatan frekuensi kejadian neoplastik akibat kelaianan perbaikan DNA
seiring penuaan.15
Kanker dapat
disebabkan oleh :
- Kelainan kongenital atau konstitusi genetika
- Karsinogen
- Lingkungan hidup
- Kelainan kongenital atau konstitusi genetika
Kelainan
kongenital menentukan apakah seseorang itu mempunyai/tidak bakat, atau
mudah/sukar mendapat kanker.
Konstitusi
genetika dapat berupa kerusakan :
a.
Struktural
b.
Fungsional
c.
Sistem kerja
Keseluruhan
ini menentukan kemampuan tubuh untuk :
1). Menetralisasi karsinogen yang masuk ke
dalam tubuh.
2). Mereparasi kerusakan gen dalam
kromosom.
3). Menjaga imunitas tubuh.
4). Mematikan sel kanker yang baru
terbentuk.
Walaupun ada konstitusi genetika yang memudahkan
seseorang mendapat kanker
Tidaklah berarti kanker itu suatu penyakit keturunan dan penyandangnya
akan
Terkena kanker.
Untuk terjadinya kanker
masih ada banyak
faktor yang
mempengaruhinya.
- Karsinogen
Di
dalam alam banyak terdapat karsinogen, yaitu zat atau bahan yang dapat
menimbulkan kanker.
Ada
beberapa macam karsinogen yaitu :
a.
Karsinogen kimiawi
b.
Sinar ionisasi
c.
Virus : virus DNA, RNA dan RETROID
d.
Hormon : estrogen, testosterone
e.
Iritasi kronik
- Lingkungan Hidup
Lingkungan
hidup berpengaruh besar akan timbulnya kanker. Diperkirakan sedikitnya 85%
kanker disebabkan oleh pengaruh lingkungan hidup, diantaranya 50% berhubungan
dengan karsinogen dalam makanan, 35% dengan merokok, 5% dengan pekerjaan dan
sisanya 10% tidak diketahui dan ini mungkin karena factor virus, genetika,
mutasi spontan dan sebagainya.
Lingkungan
hidup mencakup semua keadaan di daerah tempat hidup kita baik alamiah maupun
biologi, misalnya :
a.
Pekerjaan
b.
Tempat tinggal
c.
Gaya hidup
d.
Minuman keras
e.
Merokok
f.
Terik sinar matahari
g.
Kawin muda
h.
Sirkumsisi 4
Knudson
mengemukakan bahwa kanker dapat dibagi menjadi empat kelompok berdasarkan
karsinogen, disebut sebagai empat onkodeme,
yaitu:
- Kelompok populasi kanker pertama adalah yang tidak dapat dihindari terjadinya karena disebabkan oleh ketidakstabilan materi genetik dan pemaparan oleh mutagen-mutagen tertentu dalam jumlah kecil yang berada di lingkungan.
- Kelompok populasi kanker kedua terdiri dari kanker yang terjadi akibat pemaparan yang berlebihan oleh zat mutagen. Kemampuan individu sebenarnya dapat mengatasi pemaparan mutagen dalam jumlah normal tetapi tidak dapat bertahan terhadap jumlah yang lebih besar.
- Kelompok populasi kanker ketiga adalah kanker yang terjadi akibat ketidakmampuan genetika untuk menghadapi pemaparan karsinogen.
- Kelompok populasi kanker keempat adalah kanker tidak terjadi oleh pengaruh lingkungan, tetapi merupakan neoplasma autosomal dominant. Pada keadaan ini terjadinya mutasi diturunkan melalui germ line. 3
Sel
kanker adalah sel tubuh kita yang mengalami transformasi,
sehingga bentuk, sifat dan kinetiknya berubah, sel akan tumbuh menjadi
autonom, tidak terkendali dan terlepas dari koordinasi pertumbuhan normal.
Kerusakan dapat terjadi ringan sampai berat. 3,6,11,14
Pada
manusia selama hidup diperkirakan rata-rata sel tubuh mengalami sebanyak 1016
mitosis dengan masing-masing gen mempunyai kemungkinan 10-6 mengalami
mutasi spontan dan menyalin 1010 mutasi. Jika tiap mutasi dapat
merubah sel normal menjadi kanker, maka kita tidak dapat menjalankan fungsi
sebagai makhluk hidup. Pada tumor, aktivitas gen myc dapat merubah sel menjadi immortal (tidak mati).4
Mutasi
Mutasi
di definisikan sebagai setiap perubahan permanen pada DNA, dalam hal ini
sekuens nukleotid atau susunan DNA dalam genom.mutasi.1 Kesalahan
apapun yang terjadi selama replikasi DNA, dapat menyebabkan terjadinya mutasi.
Meskipun sel mempunyai mekanisme untuk meningkatkan ketepatan replikasi DNA,
terkadang bisa terjadi kesalahan secara spontan yang menimbulkan perubahan
sekuens DNA yang diwariskan. Banyak mutasi terjadi akibat tidak stabilnya basa
nukleotida di dalam DNA. Basa nukleotida dapat mengalami perubahan struktural
yang disebut pergeseran tautometrik. 3,4,9
Mutasi dapat dibagi
menjadi tiga kategori :
- Mutasi genom
- Mutasi kromosom
- Mutasi gen1
Jenis Mutasi
|
Mekanisme
|
Contoh
|
Genom
|
Missegregasi
(gangguan pemisahan dari kromosom
|
Aneuploidi
|
Kromosom
|
Rearrangement
|
Translokasi
|
Gen
|
Mutasi
pasangan basa
|
Mutasi point
|
Macam-macam Mutasi Berdasarkan Bagian yang Bermutasi
1. Mutasi titik
Mutasi titik merupakan perubahan pada basa N dari DNA atau RNA. Mutasi titik relatif sering terjadi namun efeknya dapat dikurangi oleh mekanisme pemulihan gen. Mutasi titik dapat berakibat berubahnya urutan asam amino pada protein, dan dapat mengakibatkan berkurangnya, berubahnya atau hilangnya fungsi enzim. Teknologi saat ini menggunakan mutasi titik sebagai marker (disebut SNP) untuk mengkaji perubahan yang terjadi pada gen dan dikaitkan dengan perubahan fenotipe yang terjadi.
2. Aberasi
Mutasi
kromosom,sering juga disebut dengan mutasi besar/gross mutation atau aberasi
kromosom adalah perubahan jumlah kromosom dan susunan atau urutan gen dalam
kromosom. Mutasi kromosom sering terjadi karena kesalahan meiosis dan sedikit
dalam mitosis.
·
Aneuploidi
adalah perubahan jumlah n-nya. Aneuploidi dibagi menjadi 2, yaitu: Allopoliploidi, yaitu n-nya mengganda sendiri
karena kesalahan meiosis dan Autopoliploidi, yaitu perkawinan atau hibrid
antara spesies yang berbeda jumlah set kromosomnya.
·
Aneusomi
adalah perubahan jumlah kromosom. Penyebabnya adalah anafase lag (peristiwa
tidak melekatnya benang-benang spindel ke sentromer) dan non disjunction (gagal
berpisah).16
·
Delesi
adalah hilangnya bagian kromosom setelah kromosom tersebut pecah.
·
Inversi
adalah pembentukan kromosom berupa penyusunan ulang kromosom lainnya, dapat terjadi
setelah sentromer putus atau membelah abnormal.
·
Translokasi
adalah transfer segmen pecahan dari suatu kromosom ke kromosom lain.15
Kerusakan DNA oleh pengaruh lingkungan, preparat fisik
dan kimia dapat diklasifikasikan kedalam empat jenis kerusakan, yaitu :
1.
Pengubahan basa tunggal
a.
Depurinasi
b.
Deaminasi sitosin menjadi urasil
c.
Deaminasi adenine menjadi hipoxantin
d.
Alkilasi basa
e.
Penyisipan atau penghapusan nukleotida
f.
Penyatuan analog basa
2.
Pengubahan dua basa
a. Dimer timin yang di induksi
oleh sinar UV
b. Pertalian silang zat alkilasi
bifungsi
3.
Pemutusan rantai
a. Radiasi Ionisasi
b. Disintegrasi radioaktif
4.
Pertalian silang
a. Antara basa dalam untai yang sama atau
berlawanan
b.
Antara DNA dengan molekul protein (misal Histon) 7
Pada
sel normal, protoonkogen akan mengkode pembuatan peptide yang merangsang terjadinya
pertumbuhan dan diferensiasi sel, tetapi tidak menimbulkan kanker. Sebaliknya
protoonkogen yang mengalami mutasi sel akan menjadi onkogen yang mengkode
pembuatan peptide yang dapat menimbulkan kanker. 1,3,4,10,11,13,14
Pada
sel normal, gen suppressor akan mengkode pembentukan protein yang menghambat terjadinya
pertumbuhan, seperti protein p53. Inaktivasi gen suppressor ini akan
menyebabkan sel akan terus tumbuh dan berdiferensiasi.1,14
Sifat Sel Kanker
Pada sel kanker terjadi bermacam-macam perubahan,
seperti bentuknya yang polimorf, warnanya lebih gelap, inti sel yang relatif
besar, susunan sel yang tidak rata. Sifat dari sel kanker ini tidak homogen
tetapi heterogen meskipun semua sel berasal dari satu sel yang sama.
Heterogenitas ini terjadi karena
sel-sel kanker tumbuh dengan cepat, sehingga sel yang belum dewasa terus
mengalami mitosis. Akibatnya makin lama makin banyak keturunan sel yang makin
jauh menyimpang dari sel asalnya, yang menimbulkan berbagai macam bentuk dan
dapat mengganggu fungsi organ yang ditumbuhinya. Sel-sel tumor itu mampu
mendesak sel-sel normal sekitarnya. Sel-sel kanker juga dapat bergerak sendiri
seperti amoeba dan lepas dari sel induknya, hal ini dapat menimbulkan
infiltrasi ke jaringan atau organ di sekitarnya. Sel-sel kanker akan tumbuh di
jaringan sekitarnya, menimbulkan perlekatan-perlekatan, satellite nodule, dan
lainnya. Metastase dapat terjadi secara penyebaran limfogen dan penyebaran
hematogen. 4
Pertumbuhan Kanker
Sel kanker timbul dari sel normal yang mengalami
transformasi menjadi sel ganas karena adanya mutasi atau induksi karsinogen.
Dari mulainya kontak dengan karsinogen sampai terjadinya sel kanker memerlukan
waktu induksi yang cukup lama. Diperkirakan waktu induksi dapat sampai 15-30
tahun.4
Pertumbuhan kanker dibedakan menjadi 2 fase yaitu :
1.
Kanker in situ atau kanker non invasif
Pada fase ini mulai timbul sel kanker yang pertumbuhannya masih terbatas
pada jaringan tempat asalnya tumbuh, yaitu epitel, dalam duktus, atau dalam
lobulus dan belum menembus membran basal.
2.
Kanker invasif atau kanker infiltratif
Pada fase ini sel kanker telah menembus membran basal, masuk ke jaringan
atau organ sekitarnya yang berdekatan. Pada fase invasif ini dibedakan lagi 2
fase, yaitu :
a.
Fase pertumbuhan lokal; sel-sel kanker masih terbatas
letaknya pada organ atau bagian tempat asal kanker.
b.
Fase penyebaran kanker; pada fase ini sel kanker
menyebar ke organ lain, yaitu kelenjar limfe regional dan atau ke organ-organ
jauh. 4
Faktor yang mempengaruhi kecepatan pertumbuhan kanker
ada 2 faktor yaitu :
1.
Faktor penderita
§
umur; kanker yang tumbuh pada anak-anak umumnya
akan tumbuh dengan cepat
§
jenis kelamin; beberapa jenis pertumbuhan kanker
dipengaruhi oleh hormon
§
penyakit
2.
Faktor tumor
§
jenis tumor; tergantung dari tempat tumor itu
pertama kali tumbuh
§
asal tumor; masing-masing jaringan tempat kanker
itu berasal memiliki kecepatan tumbuh yang berbeda
§
sifat tumor
§
derajat keganasan. 4
Kesimpulan
Konsep dari kanker sebagai suatu penyakit genetik adalah
relatif baru. Meskipun demikian, banyak kanker, seperti penyakit-penyakit lain
yang menunjukkan gambaran-gambaran dari pewarisan genetik multifaktor,
mempunyai suatu komponen genetik signifikan pada orang tertentu menjadi lebih rentan terhadap
pengembangan malignansi tertentu sebagai
suatu hasil dari defek-defek genetik yang berpredisposisi terhadap kanker.
Kanker adalah hasil dari mutasi-mutasi didalam sel-sel somatik dan juga melibatkan ekspresi dari satu rangkaian
gen.
Dalam
inti sel terdapat kromosom yang spesifik untuk individu. Sel normal manusia
mengandung 22 pasang kromosom autosomal, masing-masing berasal dari paternal
dan maternal dan sepasang kromosom sex yaitu kromosom XY (laki-laki) dan XX
(perempuan), sehingga jumlah kromosom sel normal manusia adalah 22 pasang.
Tubuh
manusia dewasa terdiri dari ±50-70 biliun atau triliun sel-sel eukariotik yang
rata-rata besarnya 10 mµ. Dalam sel sebanyak itu setiap saat ada saja sel yang
rusak yang perlu diperbaiki dan direparasi supaya fungsi tubuh tetap normal.
Dalam onkologi yang penting adalah kerusakan gen dalam rantai DNA.
Kanker
adalah proliferasi sel yang tidak terkontrol. Sel kanker terdiri dari banyak
gen yang mengalami mutasi. Sel kanker timbul dari sel normal yang mengalami
transformasi menjadi sel ganas karena adanya mutasi atau induksi karsinogen.
Diperkirakan waktu induksi dapat sampai 15-30 tahun.
Di masa lalu, virus dan paparan agen lingkungan seperti radiasi pengion di
percaya sebagai penyebab kanker. Sekarang dikenal penyebab utama kanker adalah
mutasi gen dan ketika agen karsinogenik dilibatkan, karsinogenik ini bekerja untuk menyebabkan terjadinya
mutasi. Mutasi mengakibatkan gen-gen yang
mempengaruhi kanker bertanggungjawab untuk proliferasi sel, perkembangan sel,
dan aktivitas seluler fundamental lain. Bilamana regulasi normal diubah, pertumbuhan
tak terkendali di mulai dan suatu tumor maligna berkembang.
DAFTAR PUSTAKA
- Thompson W. Margaret, McInnes R. Roderick, Willard F. Huntington. Genetics in Medicine. Fifth Edition. W.B.Saunders Company.1991.
- ______ Chromosome. Available from : http://en.wikipedia.org.wiki/chromosome.
- Tahija L. Shelley, DR, SpKK. Sitogenik pada Kanker. The 2nd Basic Science in
Oncology and 4th
Pediatric Oncology. Jakarta. 2000. hal 1-7.
- Sukardja, Gede Dewa, Prof DR. dr. Biologi Tumor. Dalam: Onkologi Klinik. Edisi ke 2. Airlangga University Press. Surabaya. 2000.
- Kirsch Ilan R, Look A. Thomas. Molecular Basis of Childhood Cancer. In: Principles and Practice of Pediatric Oncology. 3th Edition. Lippincort - Raven. New York. 1997. page 37-64.
- Cano Raul J, Colome Jaime, Stansfield William D. Molekular and Cell Biology. Amalia Safitri Editor. Penerbit Erlangga. 2006.
- Murray Robert K, Granner Daryl K, Mayers Peter A, Rodwell Victor W. Biokimia Harper. Bab IV. Edisi 25. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.2001. hal 356-463.
- ______ Chromosome. Available from : : http://images google.co.id//.
- ______ Circle Cell. Available from: http://ghr.nlm.nih.gov/handbook/howgeneswork/protein.
- ______ Chromosome Ebnd, Cancer and Aging. Available from : http://www.hhmi.org./annual98/report/index.html.
- Macdonald F. et al. Molekular Biology of Cancer. In: Chromosomes and Cancer. 2nd Edition. Garland Science / BIOS Scientific Publishers. New York. 2004. page 6.
- Bosman FT. Aspek-Aspek Fundamental Kanker. Dalam : Onkologi. Alih Bahasa Arjono. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. 1999. hal 3-35.
- ______ Cancer. Available from : http://hnmi.org/annual2006/report/index.html.
- Tannock F. Ian, Hill P. Richard, Bristow G. Robert, Harrington Lea. The Basic Science of Oncology. International Edition. The McGraw-Hill Companies.2005.
- Chandrasoma Parakrama, Taylor R. Clive. Alih Bahasa Soedoko Roem, Ringkasan Patologi Anatomi. Edisi 2. EGC. Jakarta. 2005. hal 209-210, hal 254-260.
- _______ Mutasi. Available from : http://id.wikipedia.org/wiki/Mutasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar